KAIRO (Panjimas.com)— Setidaknya 43 orang dilaporkan tewas sementara 119 korban lainnya mengalami luka-luka dalam 2 insiden pengeboman Gereja pada hari Ahad (09/04) di Mesir saat jemaat gereja sedang memperingati ‘Palm Sunday’, seperti dilansir Anadolu.
Pernyataan Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa ledakan bom yang melanda di Gereja St.George di kota Tanta, yang terletak di wilayah delta sungai Nil, menewaskan sedikitnya 27 jiwa dan melukai 78 korban.
Beberapa jam kemudian, 16 orang dilapokan tewas sementara 41 korban menderita luka-luka ketika seorang pelaku bom jibaku menghantamkan diri beserta bomnya di sebuah pos pemeriksaan keamanan di luar Katedral St. Mark di kota Alexandria.
Presiden Mesir, Jenderal Abdel Fattah As-Sisi telah mengumumkan 3 hari berkabung untuk rakyat Mesir. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Dalam Negeri mengatakan pelaku meledakkan bom dengan menghantamkan dirinya setelah Ia dicegah menerobos masuk oleh para penjaga keamanan di sekitar Katedral St. Mark. Oleh sebab serangan itu, 4 petugas polisi termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu.
Sebuah sumber dari Katedral St. Mark menegaskan bahwa Paus Kristen Koptik Tawadros II sedang berada di dalam Katedral ketika pemboman itu terjadi tapi dirinya tidak terluka.
Kelompok Islamic State (IS) telah mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan di Tanta dan Alexandria itu melalui rilisnya menurut Amaq News Agency.
Pemboman terjadi pada saat peringatan ‘Palm Sunday’, pesta bagi pemeluk Kristen untuk memperingati masuknya Yesus Kristus ke Yerusalem.
Pada bulan Desember lalu, sebuah ledakan bom menghantam sebuah Gereja di pusat kota Kairo, menewaskan lebih dari 25 jiwa dan melukai puluhan lainnya. Umat Kristen Koptik diperkirakan berkisar antara 8 hingga 10 persen dari total penduduk Mesir yang mencapai 90 juta jiwa.[IZ]