BEKASI (Panjimas.com) – Kuliah Umum Zakir Naik di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, pada Sabtu Malam, 8 April 2017 menjadi ajang pengislaman umat Non-Muslim paling banyak dari rangkaian safari sebelumnya di Indonesia.
Tercatat 17 non-Muslim menyatakan syahadat di hadapan 40 ribu umat Islam. “Asyahadu… Allah… ilaha ilallah..,” tuntun Dr Zakir Naik terbata-bata, pada Sabtu Malam (9/4/2017).
Tidak sedikit pembacaan syahadat diiringi oleh tangis air mata non-Muslim yang menjadi mualaf dan para hadirin yang terharu melihat jalannya prosesi pembacaan syahadat, serta stadion Bekasi diguncang oleh takbir membahana menyambut keislaman mereka.
“Brother, I pray to Allah mercy your sins and give hidayah to your family,” kata Zakir Naik seusai menuntun pembacaan syahadat.
Menyikapi banyaknya non-Muslim yang bersyahadat. Pegiat Mualaf Center Hanny Christianto menjelaskan bahwa pihaknya prinsipnya selalu menjemput bola untuk memberikan pembinaan setiap mengetahui ada Mualaf. Lebih-lebih, untuk rangkaian dakwah Dr Zakir Naik di Indonesia.
“Kita pasti akan mendata dan meminta para mualaf untuk dibina. Sebab, mualaf bila tidak dibina rentan dirusak kembali oleh nilai-nilai lama atau baru yang tidak baik,” jelas Hanny.
Hanny mengaku sejak safari dakwah Zakir Naik di Bandung hingga di Bekasi, pihaknya selalu berupaya mendata mualaf. Hanny menambahkan, para Mualaf juga tidak selalu dibimbing oleh dirinya, prinsipnya, dalam event pembacaan syahadat diupayakan ada lembaga setempat yang didorong menampung pembinaan mualaf.
“Mualaf Center itu definisinya apa sih? Mualaf Center itu bukan lembaga. Tapi Mualaf Center itu sikap jiwa untuk membina saudaranya ke jalan Islam yang lurus,”ujarnya.
Pembacaan syahadat adalah salah satu momen dalam tanya jawab pada rangkaian ceramah Zakir Naik di Bekasi. Zakir Naik sendiri, sebelumnya, menerangkan banyak hal tentang diskursus teologi Kristen dan Islam. Hal itu sebagai penjabatan tema kuliahnya “Similarity Between Islam and Christianity” di malam itu.
Ceramah Zakir Naik sendiri, diawali oleh orasi ilmiah putranya, Fariq Naik seputar jihad, terorisme, stigma negatif Islam, dan lain sebagainya.
Menariknya, Dr Zakir Naik sebelum masuk dalam bahasan tema utama. Memberi kata pengantar menyinggung sejumlah isu miring yang menyerangnya selama di Indonesia. Hal ini, saat kuliah-kuliah sebelumnya, tidak pernah dilakukan secara khusus.
Zakir juga mengklarifikasi isu miring terkait bahwa para peserta ceramahnya masuk Islam karena dibayar 10 juta perorang yang sebelumnya sempat ramai di media sosial termasuk apakah ada rekayasa atas persyahadatan mereka.
“Kedatangan saya hari ini untuk menjadikan hubungan kristen lebih dekat satu sama lain. Ada yang berpikir kedatangan saya adalah membangkitkan permusuhan, padahal kedatangan saya untuk membangkitkan perdamaian,” kata Zakir Naik saat memberi sambutan.
Zakir mengaku mencoba menyingkirkan mispersepsi antar pengikut agama. Akan tetapi, ternyata banyak pemimpin agama yang tidak suka dengan upayanya tersebut. “Kuliah saya saat ini untuk mendekatkan kedua pengikut agama ini,” tegasnya.
Dalam ceramah dan tanya jawab, Dr Zakir Naik tidak hanya mengulas persoalan teologi, seperti biasa, dai asal Mumbai, India itu mengulas isu terorisme, stigma negatif terhadap Islam, dan meluruskan kesan negatif Islam di media. [desastian]