JAKARTA (Panjimas.com) – Menjadi inisiator utama dari program diplomasi kemanusiaan skala besar ini sampai ke Afrika, Aksi Cepat Tanggap (ACT) sudah menentukan waktu paling tepat untuk bertolak menuju Pelabuhan Mogadishu, Somalia. Kapal Kemanusiaan ini akan diberangkatkan lewat beberapa tahap. Tahap pertama akan dirilis paling dekat dalam dua pekan ke depan, sekira pekan ke-2 April 2017.
Syuhelmaidi Syukur selaku Pemimpin Program Kapal Kemanusiaan ACT mengatakan, sekitar pertengahan April 2017 puluhan kontainer truk akan melaju mengangkut beras dari gudang-gudang beras di Jawa Tengah, lalu menuju ke Pelabuhan di Jawa Tengah atau Jawa Timur.
“Jumlah awal beras yang akan diangkut dari Jawa menuju ke Pelabuhan Mogadishu – Somalia mencapai 1000 ton. Ratusan ton beras dikumpulkan dari masyarakat langsung. Ratusan ton lainnya dibeli dengan harga terbaik dari para petani binaan Aksi Cepat Tanggap di Lumbung Pangan sekitar Cepu, Kabupaten Blora sampai ke Kabupaten Bojonegoro,” papar Syuhelmaidi.
Ahyudin, Presiden ACT, Senin (4/4) berada di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora untuk menyimak langsung proses panen raya ratusan petani asal Desa Jipang. Ahyudin mengatakan, petani di Desa Jipang juga di desa sekitar lain sepanjang Blora sanggup untuk menyuplai 1000 ton beras untuk Kapal Kemanusiaan tahap pertama.
“Petani semuanya bangga karena mereka tahu bahwa hasil tani mereka dibeli dengan harga terbaik, dan akan menjadi bahan bantuan dari Indonesia sampai ke Somalia melalui ACT,” ungkap Ahyudin dari Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kab. Blora, Jawa Tengah.
Berkejaran dengan waktu, dua pekan adalah waktu yang sempit. Namun, ACT optimis mampu menyiapkan segala sesuatu urusan pemberangkatan Kapal Kemanusiaan tahap pertama. Saat ini, ACT sedang memantapkan kolaborasi dengan PT Samudera Indonesia selaku pihak yang akan menyediakan pengapalan dari Pulau Jawa melabuh sampai ke Pelabuhan Mogadishu, Somalia.
“Tanggal keberangkatan sudah ditentukan. Kami berharap persyaratan bisa segera diselesaikan sehingga Kapal Kemanusiaan siap berlayar pada pekan ketiga atau keempat di bulan April,” pungkas Andi Supriatna, Operasional Dokumen Impor dan Ekspor PT Samudera Indonesia Logistik Kargo.
Insan Nurrohman, Vice President ACT pun menjelaskan, ada tiga tahap dalam proses distribusi program ini, yaitu: Pertama, proses pengumpulan, termasuk di dalamnya sosialisasi program dan pengumpulan donasi di setiap Posko Lumbung Peduli yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Kedua, proses pengangkutan. Dan ketiga, proses pendistribusian.
“Minimal 1000 ton beras terkumpul, maka distribusi berikutnya pun akan terus dilakukan. 1000 ton itu setara dengan 40 kontainer, 1 Kontainer bisa memuat 24,6 ton beras atau kalau dibulatkan seberat 25 ton,” jelasnya.
Insan menambahkan, Timnya melakukan proses distribusi secara bertahap, tidak menunggu bantuan beras terkumpul banyak hingga mencapai 25.000 ton, dengan pertimbangan karena korban kelaparan sangat memerlukan segera bantuan ini dan tidak bisa menunggu lama.
Sementara memantapkan proses keberangkatan 1000 ton beras tahap pertama, ACT pun tengah menyiapkan wirehouse atau depo gudang di setiap Ibukota Provinsi yang dekat dengan pelabuhan, untuk menampung bantuan beras di setiap Posko Lumbung Peduli. Rencananya Depo gudang akan berada di Jakarta, Semarang, Surabaya, Banda Aceh, Medan (Belawan), Pekanbaru, Palembang, Padang (Teluk Bayur), Makasar dan Banjarmasin.
Selain itu, ACT juga tengah menjajaki kolaborasi kemanusiaan dengan pihak Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut (TNI-AL) dalam penyediaan armada kapal laut. “Kami berharap sinergi dengan TNI ini bisa terjalin, sehingga peran negara bisa terlihat dalam mengemban misi ini, sebagai peran diplomasi kemanusiaan Indonesia. Selain itu, keterlibatan TNI-AL akan menambah kemudahan Tim ACT selama proses perjalanan distribusi, terutama faktor jaminan keamanannya,” pungkas Insan. (desastian)