JAKARTA, (Panjimas.com) – Suriah kembali berduka. Serangan gas beracun kembali ditumpahkan rezim Asad kepada warga di Idlib. Ratusan orang tewas dan lima ratusan lainnya terluka, termasuk anak-anak akibat serangan biadab ini. Serangan gas klorin yang dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur milik Rezim Bashar ini dinilai sebagai yang serangan terburuk dalam perang enam tahun di wilayah Idlib.
Menurut Kepala Direktorat Kesehatan Idlib, Munzir Khalil, hampir semua instalasi kesehatan diserang. Bahkan rumah sakit pusat yang telah mengobati 30.000 warga Suriah setiap bulan juga dihancurkan oleh rezim.
Oleh karena itu, setelah mencermati kondisi yang terjadi di Suriah, Aliansi Merah Putih Peduli Suriah menyatakan beberapa sikapnya.
“Pertama, mengutuk serangan gas beracun rezim Suriah yang telah membunuh warga sipil tak berdosa di Suriah di Idlib,” kata Koordinator Aliansi Merah Putih Peduli Suriah Nurdin Hamdani, di depan Kedubes Suriah, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (07/04).
Kedua, lanjut Nurdin, mendesak agar dunia bersikap dan berupaya menghentikan serangan rezim terhadap warga.
“Ketiga, mendesak Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan pernyatan sikap mengutuk tragedi HAM berat di Suriah,” terangnya.
Keempat, ia mendesak agar pemerintah Republik Indonesia memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Suriah yang menjadi korban kekerasan Basyar Asad.
Selain itu, Nurdin juga menyerukan kepada masyarakat Indonesia untuk berdoa dan mengulurkan bantuan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan warga Suriah.
Tidak hanya itu, keenam, Koordinator Aliansi Merah Putih Peduli Suriah Nurdin Hamdani juga meminta PBB untuk segera melakukan tindakan nyata menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan rezim Basyar Assad dan negara-negara lain yang terlibat dalam pembantaian rakyat sipil di Suriah.
“Ketujuh, menuntut PBB segera memberikan sanksi kepada rezim Basyar Asad dan negara-negara yang terlibat dalam pembantaian rakyat sipil Suriah sekalipun negara-negara tersebut anggota Dewan Keamanan PBB.” tandasnya. [DP]