JAKARTA (Panjimas.com) – Pimpinan Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center, Ustadz Syamsul Arifin Nababan menegaskan, kehadiran DR Zakir Naik ke Indonesia adalah moment bersejarah yang ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia, baik yang muslim maupun non-muslim.
“Seluruh masyarakat dunia mengenal DR. Zakir Naik. Beliau adalah sosok muslim yang sangat fenomenal. Bahkan, ada yang lebih hebat lagi, yakni guru Zakir Naik yang bernama Ahmad Deedat. Kini, penerusnya sangat luar biasa,” kata Syamsul.
Dikatakan Syamsul Arifin yang juga seorang kristolog, Zakir Naik telah menguasai ilmu perbandingan agama dari seluruh agama di dunia, sehingga ia disegani oleh tokoh-tokoh dari agama lain.
Kedatangan Zakir Naik ke Indonesia di lima kota, memberi kesempatan kepada umat Kristiani untuk mendebat Zakir Naik. Tapi tak ada yang bisa mengalahakan Zakir Naik untuk berdebat. Mengingat beliau sangat menguasai materi perbandingan agama.
“Sosok Zakir Naik yang fenomenal, merupakan representasi dari pengejawantahan al Qur’an, yang mendakwahkan Islam kepada non-muslim dengan cara mujadalah atau berdialog, bahkan debat.”
Dalam Alqur’an surah An Nahl (ayat 125), Allah Swt berfrman: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang le bih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
Kata Syamsul Nababan, Zakir Naik menyamaikan kebenaran dengan cara yang bijak, dan berdasarkan Al Quran dan Sunnah. Materi yang disampaikan pun mudah dicerna.
“Jika menyimak dakwah yang disampaikan Zakir Naik bukanlah dengan doktrin, melainkan dengan dialog. Lagipula Zakir Naik dalam menyanmpaikan materi dakwahnya tidak pernah debat kusir, ataupun menghujat agama lain. Karena memang dilarang, seperti dijelaskan dalam Al Qur’an, yakni jangan kalian ejek sesembahan agama lain, nanti mereka akan membalas yang lebih dahsyat lagi.”
Menurut Syamsul, metode dakwah Zakir Naik sangat bijaksana, tidak menyerang dan menjelek-jelekan agama lain. Jika terjadi perdebatan, tidak non muslim yang tersinsnggung. Bahkan melalui perantara Zakir Naik, beliau dari kalangan non muslim, baik Atheis, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha yang mendapat hidayah Islam.
Syamsul Arifin mengatakan, terlalu berebihan jika ada penilaian, bahwa dakwah Zakir Naik bisa mengancam NKRI. Dari aspek mana, perdebatan itu menumbuhkan paham Islam radikal di Indonesia dan membahayakan NKRI. Itu hanya ketakutan yang luar biasa. Apa yang disampaikan Zakir Naik merupakan bagian dari dakwah.
“Kita berharap, akan lahir dan tumbuh Zakir Naik yang baru. Karena sedikit sekali orang yang memiliki kapabilitas seperti beliau di Indonesia. Kami mencintai Zakir Naik, dan selalu mensupport dakwah beliau,” tandasnya. (desastian)