GONTOR, PONOROGO (Panjimas.com) – Suasana kuliah umum cendekiawan MusLim Dr. Zakir Naik kali ini berbeda dari dua tempat sebelumnya. Jika di Bandung dan Yogyakarta berada di dalam ruangan (indoor), maka destinasi safari dakwah ketiga ini di Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Ponorogo berada di luar ruangan (outdoor).
Kendati demikian, sambutan pihak Gontor tidak kalah luar biasa dari dua titik ceramah sebelumnya. Dalam pantauan Tim Media Zakir Naik Visit Indonesia 2017, Gontor menyiapkan penyambutan secara besar-besaran.
Saat memasuki gerbang UNIDA Gontor, kita sudah disuguhi pemandangan sejumlah anggota Pramuka Gontor mengatur lalu lintas dengan disiplin dan seksama bak Polantas.
Lalu, panitia disuguhi pemandangan barisan mahasiswa UNIDA Gontor berjas rapi dan elegan. Memegang bendera kecil merah putih dan bendera tiga warna milik India. Mereka nampaknya sedang gladi resik persiapan penyambutan.
Sekira 15 menit, rombongan Dr Zakir Naik tiba di Gontor. Kebetulan, tim panitia inti datang lebih awal di lokasi. Saat, mobil rombongan Zakir Naik tiba, sontak, barisan mahasiwa berjas rapi di dua sisi jalan meneriakkan takbir sembari mengibarkan bendera merah putih dan tiga warna milik India.
Persiapan panitia internal Gontor, nampak sangat rapih dan terukur. Sejak gerbang pertama memasuki Gontor hingga ke gedung rektorat utama, tempat Zakir Naik disambut secara resmi oleh pimpinan kampus, mahasiswa berjas tersebut berjejer di kedua sisi jalan sepanjang 300 meter.
“Kami menyiapkan lima ratus personil untuk penyambutan dari unsur Menwa, Alforbi (Pramuka Gontor), dan Mahasiswa (berjas),” kata Koordinator Keamanan Mahasiswa, Meichio Lesmana saat diwawancara, Selasa (4/4/2017).
Tidak hanya keamanan internal, Gontor juga menyiapkan aparat keamanan dari unsur TNI-POLRI sebanyak 800 personil. Tidak main-main dalam menjaga perhelatan, aparat kepolisian menurunkan kendaraan baracudda dan pasukan bersenjata lengkap anti-teror.
Support aparat keamanan yang begitu fenomenal, membuat Dr Zakir Naik terharu dan tersanjung. Dalam sambutannya, Dai asal Mumbai, India itu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan aparat keamanan.”Saya mendoakan agar upaya dan kerja keras aparat keamanan mendapatkan balasan yang berlipat-lipat dari Allah Azza wa Jalla,” ujarnya.
Selain sisi keamanan, Gontor juga menyiapkan panggung megah setinggi 1,7 meter dengan tinggi atap panggung hingga delapan meter. Untuk lapangan tempat jamaah menyimak ceramah, Gontor menyiapkan lahan seluas delapan hektar persegi disertai bangku duduk untuk dua puluh ribu peserta.
Dua tenda besar disiapkan untuk lapangan utama, serta dua layar besar di lapangan tersebut. Tidak hanya di lapangan utama, layar juga disediakan di luar arena, tepatnya di depan Masjid Gontor, untuk jamaah yang tidak teregistrasi. Di dekat masjid juga disediakan posko kesehatan dari dinas kesehatan kabupaten Ponorogo serta tenda penjual makanan.
Saat menyiapkan acara, pihak Gontor menghadapi sejumlah tantangan, utamanya adalah kondisi cuaca Ponorogo yang kurang bersahabat. Namun, seperti anugerah pas hari “H” cuaca sangat bersahabat.
“Sudah beberapa hari Ponorogo hujan terus, kalau cek BMKG Gontor akan diguyur hujan. Tapi, alhamdulillah kita bisa lihat sejak siang hingga acara selesai Gontor tidak hujan, padahal Ponorogo hujan,” kata pengajar Fakultas Humaniora UNIDA Gontor, Hidayatullah Zarkasyi.
Lebih dari itu, sejak beberapa hari lapangan utama seluas delapan hektar tadi sehari sebelum kegiatan basah dan berlumpur diguyur hujan. Hal itu tidak menyurutkan pihak Gontor untuk memakai lapangan. Para Mahasantri (mahasiswa) pun akhirnya diturunkan untuk mengeringkan lapangan.
“Para mahasiswa mengeringkan lapangan dengan busa kasur. Lapangan diserap airnya pakai busa,” jelas putra pendiri Pesantren Modern Gontor tersebut.
Masih banyak sambutan lain yang diberikan Gontor untuk rombongan Zakir Naik, diantaranya adalah penyediaan kendaraan, penginapan, makanan, dan kelengkapan multimedia yang canggih, dan dokumentasi menggunakan drone.
Uniknya, hampir semua persiapan dan jalannya acara ditangani langsung oleh para mahasiswa Gontor yang berkarakter sopan, santun, rendah hati, dan berpenampilan elegan. [desastian]