Koordinator Tim Advokasi GNPF MUI, Nasrulloh Nasution, mengatakan bahwa terdakwa Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok tidak pernah menyesali apa yang sudah dikatakannya tentang Surah Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu tanggal 27 September 2016 lalu. Ia menilai Ahok justru mengulangi penistaan yang dilakukan.
Nasrulloh menilai pernyataan tidak menyesal Ahok tersebut diperolehnya dari hasil pemeriksaan terdakwa dan juga bukti tambahan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di dalam persidangan ke-17 kasus penistaan agama, Selasa (4/4) kemarin.
Ia mengungkapkan pada persidangan kemarin, JPU mengajukan dua bukti tambahan yaitu berupa video wawancara Ahok di TV Al Jazeera dan video Ahok di Balai Kota baru-baru ini.
“Di TV Al Jazeera tersebut, Ahok mengatakan tidak menyesal dan bahkan Ahok dengan tegas mengatakan akan mengulangi perkataannya tersebut apabila ke Kepulauan Seribu lagi,” kata Nasrulloh kepada Republika.co.id, Rabu (5/4).
Nasrulloh menilai pernyataan tegas Ahok yang sama sekali tidak merasa menyesal atas perbuatannya menista Alquran dan umat Islam sebagai sebuah bentuk arogansi Ahok sekaligus bukti kuat bahwa Ahok menyadari dan menghendaki penistaan tersebut.
Terlebih menurutnya, Ahok kembali mengulangi penistaan terhadap Surat Al Maidah 51 di Balai Kota sebagaimana bukti tambahan kedua JPU. Dalam video tersebut, Ahok menyebut akan membuat wifi dengan username “Al-Maidah 51” dan passwordnya “kafir”, tuturnya.
“Ahok tidak akan merasa menyesal telah menista Surah Al-Maidah 51 meskipun dia minta maaf jutaan kali,” ujar Nasrulloh.
Persidangan ke-17 (4/4) Selasa kemarin, diagendakan pemeriksaan terdakwa Ahok, dan selesai pada pukul 22.45 WIB. Persidangan ke-18 Selasa pekan depan akan dilanjutkan dengan agenda pembacaan surat tuntutan JPU. [AW/ROL]