YERUSALEM, (Panjimas.com) – Pasukan Israel baru-baru ini menahan 7 penjaga komplek Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dalam 24 jam terakhir, menurut seorang pejabat Palestina, Selasa (28/03).
“Empat penjaga lainnya ditangkap dii rumah mereka saat waktu fajar pada hari Selasa,” kata Firas al-Dibs, juru bicara lembaga Wakaf Islam Yerusalem yang dikelola Yordania. sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk mengawasi situs Islam di kota itu, dikutip dari Anadolu Agency.
“Tiga orang lainnya ditahan pada Senin (27/03) setelah mereka mencegah seorang arkeolog Yahudi dari mencuri sebuah batu kuno dari dalam Masjid,” pungkasnya.
Al-Dibs mengatakan bahwa arkeolog Yahudi itu diduga telah berusaha dua kali untuk mencuri batu kuno di bawah perlindungan polisi Israel, hal ini kemudian memicu bentrokan antara penjaga Masjid Al-Aqsa dan pasukan Israel.
Bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa merupakan tempat suci ketiga di dunia. Sementara pemeluk Yahudi, mengklaim area itu sebagai “Temple Mount” dan menyebutnya sebagai situs 2 candi Yahudi di zaman kuno.
Pada September 2000, kunjungan Ariel Sharon seorang politisi kontroversial Israel ke Al-Aqsa telah memicu apa yang kemudian dikenal sebagai “Intifada II” aksi pemberontakan rakyat Palestina sepanjang lima tahun di mana ribuan warga Palestina gugur dibunuhi pasukan Israel.
Israel telah menduduki wilayah Yerusalem Timur dimana Masjid Al-Aqsa berdiri selama Perang Timur Tengah 1967. Namun secara resmi, Israel menganeksasi seluruh kota pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibukota negara Yahudi, dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.[IZ]