NEW DELHI, (Panjimas.com) – Dua orang dilaporkan tewas sementara sekitar 14 korban lainnya menderita luka-luka ketika insiden kekerasan pecah, menyusul perkelahian antara siswa sekolah Muslim dan sekolah Hindu di negara bagian asal Perdana Menteri India Narendra Modi, yakni negara bagian Gujarat, demikian menurut seorang pejabat senior Gujarat, hari Ahad (26/03).
Gerombolan yang terdiri dari sekitar 5.000 orang telah menyerang warga Muslim dan membakar puluhan rumah serta kendaraan di Desa Vadavali di Distrik Patan pada Sabtu (25/03) setelah siswa Hindu mengeluhkan perilaku siswa Muslim, jelas K. K. Nirala, pejabat tinggi pemerintah Distrik.
Anggota masyarakat Muslim membalas dengan melemparkan batu-batu dan polisi segera menggunakan gas air mata dan menembakkan tujuh kali untuk membubarkan kerumunan dan mengendalikan inisiden kekerasan, pungkas Nirala.
Situasi kini telah dikendalikan dan 3 kompi pasukan dari Kepolisian Cadangan Negara telah diminta untuk tinggal di desa Vadavali untuk menjaga perdamaian, imbuhnya.
Gujarat memiliki sejarah konflik komunal yang parah, seperti dilansir Arab News. Saat konflik meletus pada tahun 2002 di negara bagian Gujarat, Para perusuh telah menewaskan sekitar 1.000 orang, sebagian besar dari mereka adalah umat Muslim, demikian menurut perkiraan.
Narendra Modi adalah chief minister atau kepala menteri saat itu, dan ia dituding menutup mata atas peristiwa wabah terburuk kekerasan agama di India masa itu.
Modi membantah bahwa dirinya terlibat dalam kerusuhan dan pada tahun 2013 sebuah panel yang ditunjuk oleh Mahkamah Agung mengatakan ada bukti yang cukup untuk menuntut dirinya.[IZ]