SOLO (Panjimas.com) – Aksi Solidaritas Mahasiswa Solo Raya yang simpati dengan petani Kendeng, digelar di Bundaran Kartosuro, Jawa Tengah, pada Kamis (23/3/2017).
Sebagai bentuk penghormatan meninggalnya Ibu Padmi, setelah aksi semen kaki di depan Istana Negara, sejak 13 Maret 2017, peserta aksi menggelar shalat Ghaib di ruas jalan yang menjadi akses Solo, menuju Yogyakarta dan Semarang itu.
Saat akan menggelar shalat Ghaib, dua truk anggota Polisi Sabhara yang sejak awal menjaga aksi, merangsek mahasiswa yang menjadi pagar luar gelaran teatrikal demo Mahasiswa itu. Polisi mendorong Mahasiswa untuk tidak melebarkan tempat aksi di jalan tersebut. Dari Mobil Orasi meminta Mahasiswa tidak terprovokasi dengan ulah aparat dan tetap menjaga aksi tetap damai.
“Hati-hati, hati-hati, provokasi. Kita hanya aksi damai, pak polisi dengarkan saya, tugas polisi hanya mengamankan bukan mengusir. Teman-teman jangan terprovokasi, mahasiswa bersatu tak bisa dikalahkan,” teriak orator dari atas mobil komando.
Aksi saling dorong bisa dikendalikan setelah komandan Polisi bernama Demmy P, bertindak menengahinya. Kemudian Mahasiswa segera menggelar shalat Ghoib untuk Almarhumah Ibu Padmi. Usai shalat Ghaib, mereka menggelar aksi teatrikal ganasnya perilaku korporat terhadap petani di Indonesia.
Dalam aksi teatrikal itu, empat orang memakai penutup bekas karung semen, berkelahi melawan satu orang korporat. Mereka tak mampu mengalahkan korporat dan justru malah mati, tak ada upaya pertolongan pemerintah, hingga simbol pertanian yakni orang-orangan sawah dibakar sang korporat. [SY]