JAKARTA (Panjimas.com) – Kepala Sub-Direktorat Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Roberto mengatakan, Indonesia masih menjadi ladang subur untuk pelaku pedofilia.
“Kasus pedofil melalui akun Facebook Official Loly Candys 18+ sebagai tanda Indonesia menjadi sasaran pemangsa kekerasan seksual terhadap anak. Pengelola facebook itu terhubung dengan 11 grup kejahatan terhadap anak pada beberapa negara dengan jumlah anggota mencapai ribuan. Terungkap, 500 video dan 100 foto berkonten kekerasan terhadap anak pada akun grup facebook itu,” jelas Roberto.
Mabes Polri mengimbau masyarakat mewaspadai kejahatan penculikan yang belakangan ini marak terjadi. Sepanjang Januari-Maret 2017, Polri telah menerima 30 laporan kasus penculikan.
Laporan tersebut diterima Polri dari seluruh wilayah di Indonesia. “Rata-rata sebulan ada dua atau tiga peristiwa (penculikan). Di seluruh Indonesia hampir 30-an laporan,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul di Kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (22/3/2017).
Martinus mengatakan, semua wilayah di Indonesia rawan penculikan. Umumnya motif penculikan dilakukan untuk mendapatkan uang tebusan. Untuk itu, Polri mengimbau orangtua agar lebih ketat mengawasi aktivitas anak di luar rumah. Kendati demikian, Mabes Polri mengimbau masyarakat untuk tidak main hakim sendiri terhadap orang yang dicurigai sebagai penculik.
Martinus mengatakan itu menyikapi kasus pengeroyokan terhadap orang yang memiliki gangguan jiwa, gelandangan, pengemis yang terjadi di sejumlah daerah. Pengeroyokan dipicu informasi yang berasal dari pesan berantai melalui media sosial yang menyebutkan penculik menyamar menjadi orang gila.
“Masyarakat harus bijak menggunakan media sosial, serta cerdas memposting agar terbebas dari tindakan melawan hukum,” ucap Martinus. (desastian)