SOLO (Panjimas.com) – Para penulis menyatakan dukungan moril dan apresiasinya terhadap wartawan Ranu Muda yang mengisi waktu di dalam tahanan untuk menulis buku.
Selain Burhan Shodiq, Opik Oman, penulis muda produktif dan trainer menulis fiksi, menyatakan apresiasinya. Saat ditemui Panjimas.com di kediamannya, Jl. K.H. Samanhudi No. 3 Surakarta, Ahad (19/3/17) siang, ia mengingatkan kembali, bahwa tradisi menulis dilakukan oleh para tokoh perjuangan dari masa ke masa saat berada didalam penjara. Sebut saja Hamka, di dalam penjara beliau menulis tafsir Al Azhar.
“Masa di dalam tahanan adalah momen yang bagus untuk menulis. Di dalam kan nggak bisa ngapa-ngapain, tapi waktunya luas. Jadi bagus kalau diisi untuk menulis,” lanjut Opik.
Bahkan, dirinya menyatakan siap menjadi editor buku yang ditulis Ranu Muda. “Kalau buku itu mengisahkan perjuangannya sebagai wartawan dalam rangka menegakkan kebenaran dan menebar kebaikan, saya siap kalau dimintai, Insya Allah,” tegas penulis novel Cinta Dalam Diam.
Mas Opik, panggilan akrabnya, mengatakan, dirinya baru beberapa kali bertemu Ranu, tapi dia mengenal wartawan media Islam ini sebagai sosok yang supel dan bersahabat.
“Sebenarnya saya jarang ketemu dan baru beberapa kali ketemu beliau. Tapi kalau ketemu itu langsung akrab, orangnya supel dan enak. Seingat saya, terakhir ketemu Ranu saat pelatihan kepenulisan di Karanganyar. Waktu itu kami ngobrol bertiga sampai lama di mushalla menanti hujan reda,” kenangnya. [IB]