SANA’A, (Panjimas.com) – Setidaknya 12 pemberontak Syiah Houthi dilaporkan tewas pada hari Rabu (15/03) akibat serangan udara pasukan koalisi Arab yang dipimpin Saudi di bagian timur ibukota Sana’a, demikian menurut media lokal.
Pesawat-pesawat tempur koalisi menyerang daerah pegunungan di Distrik Nihm, timur Sanaa, menurut situs militer yang berafiliasi dengan gerakan 26 September.
Menurut portal berita itu, 12 milisi Houthi tewas di daerah pegunungan. Timur Sana’a, dikutip dari Anadolu.
Pada hari Senin (13/03), pasukan pemerintah Hadi menyatakan bahwa pihaknya berhasil merebut wilayah di Direktorat Nihm.
Yaman telah dilanda kekacauan sejak akhir tahun 2014, ketika pemberontak Houthi dan sekutu-sekutu mereka menyerbu ibukota Yaman, Sanaa dan bagian-bagian lain di negara itu, sehingga memaksa anggota pemerintahan Yaman untuk sementara waktu mengungsi ke Riyadh.
Sejak Maret 2015, koalisi interansional yang dipimpin Saudi telah memerangi pemberontak Syiah Houthi yang disokong rezim Iran dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Arab Saudi dan sekutu-sekutu negara Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan yang diakui secara internasional dibawah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
Utusan PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed mendorong rencana perdamaian dengan kesepakatan gencatan senjata. Tawaran atas penyelesaian yang masih dinegosiasikan telah mendorong meningkatnya korban sipil.
Seorang juru bicara PBB mengatakan jumlah korban warga sipil telah mencapai angka diatas 10.000 jiwa.[IZ]