GAZA, (Panjimas.com) – Sebanyak 250.000 warga Palestina dilaporkan telah terluka aklibat serangan pasukan Israel sejak “Intifada Pertama” berlangsung pada tahun 1987, termasuk diantaranya sekitar 110.000 rakyat Palestina yang tinggal di Jalur Gaza, demikian ungkap LSM Palestina, Merciful Hands Charity.
Angka-angka yang dirilis LSM Palestina itu bertepartan dengan peringatan “Palestina Wounded Day”, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 15.000 diantara para korban itu, diamputasi anggota bagian tubuhnya akibat kekejaman Israel, sementara para korban yang lain menderita gangguan pendengaran atau juga gangguan penglihatan.
Situasi ini semakin buruk karena kurangnya pasokan medis dan pusat-pusat perawatan kesehatan yang memadai untuk menangani kebutuhan-kebutuhan mereka yang membutuhkan prostetik, kursi-kursi roda, ataupun alat bantu pendengaran, demikian menurut Ketua Merciful Hands Charity, Mohamed Abulkass.
Laporan Merciful Hands Charity juga mengungkapkan daftar berisi 10.000 korban terluka asal Gaza, LSM Palestina itu kemudian menawarkan dukungan kesehatan mental dan juga secara material. Selain itu dukungan kepada para penerima manfaat, kebanyakan dari mereka adalah para korban perang.
Ketua Merciful Hands Charity, Mohamed Abulkass mencatat bahwa tidak ada hukum untuk melindungi dan memberikan perawatan yang lebih baik bagi mereka yang terluka selama bertahun-tahun akibat konflik dan blokade Israel.
Abulkass menyatakan bahwa sangat minimnya pelayanan rehabilitasi lebih lanjut bagi para korban terkena dampak konflik itu terjadi, karena ketidakmampuan organisasi-organisasi bantuan internasional untuk dapat masuk ke Jalur Gaza atau terbukanya akses bagi para pasien untuk menerima pengobatan di luar negeri, karena blokade Israel.[IZ]