SUKOHARJO (Panjimas.com) – Ranu Muda Adi Nugroho, wartawan media online yang dikriminalisasi karena kasus Social Kitchen itu, berencana membuat buku di dalam penjara. Perjalanan kariernya sebagai jurnalis, hingga harus mendapatkan ujian mendekam di hotel prodeo akan dituangkan dalam tulisan karyanya.
Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir mengapresiasi rencana Ranu Muda yang tengah membuat penulisan buku pertamanya itu. Menurutnya kejenuhan di dalam penjara bisa dimanfaatkan dengan menulis buku.
“Saya kira bagus, orang-orang yang punya ilmu, biasa akan memanfaatkan untuk menulis buku. Mas Ranu kalau bisa, itu bagus sekali, tulisan beliau bisa dinikmati masayarakat luas,” kata putra Abu Bakar Ba’asyir itu, pada Panjimas.com lewat telepon, Selasa (14/3/2017).
Ustadz Iim, sapaan karibnya mencontohkan sebagaimana ulama dan tokoh salafus shalih yang di penjara, justru bisa membuat karya tulis yang hingga hari ini menjadi rujukan umat Islam.
“Ibnu Taimiyah itu menyelesaikan bukunya di penjara, para ulama, tokoh Islam banyak yang seperti itu. Sayyid Quthub juga demikian, kemudian Hamka juga begitu. Beliau menyelesaikan tafsir Al Azhar itu di penjara, artinya ketika mereka itu diluar beliau-beliau ini tidak selesai, qodarullah karena di penjara justru Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kesempatan untuk menyelesaikan karyanya,” tutur pengasuh Ponpes Al Mukmin Ngruki tersebut.
Jangankan bagi orang Islam yang beriman, orang Nasionalis seperti Nelson Mandela menurut Ustadz Iim juga mendapat tempat pasca dipenjara. Sebagaimana pepatah yang dia kenang bahwa Penjara sebuah langkah kemenangan.
“Diantara hikmah orang dipenjara begitu. Kalau dalam peribahasa Arab begini, janganlah engkau mengira penjara adalah tempat orang yang tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan penjara sebuah langkah kemenangan. Banyak orang dipenjara justru Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan pada dirinya kemenangan. Segera dibuat saja, mudah-mudahan segera selesai biar dinikmati masyarakat,” pungkasnya. [SY]