SUKOHARJO (Panjimas.com) – Tahun ini, Pondok Pesantren (Ponpes) Islam Al Mukmin Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah berhasil meluluskan 16 santrinya sebagai penghafal Al-Quran 30 Juz.
Tiga diantara mereka adalah santri akhwat yang sudah empat tahun terakhir mengikuti program tersebut. Program Tahfidz Al-Quran memang ada di Ponpes yang didirikan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir itu.
Ustadz Zahrodin Fanani, Pengasuh Tahfidz di Ponpes tersebut berkeinginan pesantren harus selalu melahirkan generasi Qur’ani dan rabbani. Mengikuti sunnah Nabi yang awal, yakni penghafal Al-Quran, kata dia saat ditemui Panjimas.com dirumahnya, Senin (13/3/2017).
“Pesantren itu memiliki orientasi yang cukup besar, salah satunya melahirkan generasi Qur’ani. Generasi yang jiwanya Qur’ani, jiwanya rabbani, mengikuti sunnah Nabi bahwa yang dilakukan pertama menghafal Qur’an, begitu dapat wahyu itu dihafalkan, itu sunnah pertama,” kata Ustadz yang menjabat Kepala Sekolah Ponpes Al Mukmin itu.
Dia menyoroti bahwa generasi sahabat Nabi Muhammad Sallallahu ’alaihi wa Sallam, memiliki karakter yang berbeda- beda namun satu dasar utama ialah hafal Al-Quran. Lebih lanjut dia berharap muncul generasi fundamental Al-Quran di pesantren manapun.
“Melihat sejarah Nabi membentuk generasi sahabat, dengan berbagai macam minat dan bakat yang banyak para sahabat, tetapi Al-Quran sebagai dasar. Mau jadi mujahid hafal Qur’an, arsitektur hafizh Qur’an, dokter hafizh Qur’an, politikus hafizh Qur’an. Jadi harapannya ke depan pesantren memiliki generasi yang berdasar utama fundamental yaitu Al-Quran,” ujarnya.
Kata dia, Allah akan mendahulukan orang yang syahid yang memiliki hafalan 30 juz.
“Bahkan seorang Mujahid datang ke Ponpes ini, saya tanyakan berapa juz hafalan Al Quranmu, 6 juz Ustadz, dia bilang begitu. Kenapa hanya 6 juz? Kok nggak 30 juz, Allah akan mendahulukan orang-orang yang syahid itu yang hafal 30 juz. Jadi ini sebuah peradaban yang harus kita bangun,” pungkasnya. [SY]