JAKARTA (Panjimas.com) – Kinerja Polres Jember, Jatim yang bisa dengan cepat mengungkap pelaku penembakan Dedi (25), seorang mahasiswa hingga tewas, patut diapresiasi. Polres Jember diharapkan segera mengungkap pelakunya dengan transparan. Meskipun pelakunya disebut-sebut seorang polisi, Polres Jember harus mengusutnya secara tuntas agar kasusnya bisa segera diadili.
Ind Police Watch (IPW) mendata, dalam waktu kurang dari 24 jam Polres Jember berhasil menangkap pelaku di Banyuwangi. Padahal banyak kasus penembakan di Indonesia, terutama yang dilakukan orang tak dikenal di jalanan, hingga kini belum terungkap dan pelakunya masih bebas gentayangan.
“Sebab itu apa yang dilakukan Polres Jember patut diapresiasi. Apalagi akhir-akhir ini kasus penembakan di Indonesia kian marak dan menjadi salah satu kejahatan yang menakutkan,” kata Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane dalam siaran pers yang diterima Panjimas.
Tahun 2013 ada 35 kasus penembakan. Tahun 2014 ada 25 kasus. Tahun 2015 ada 30 kasus penembakan yang menewaskan 11 orang dan 13 lainnya luka. Tahun 2016 melonjak menjadi 51 kasus penembakan yang menyebabkan 15 orang tewas dan 46 luka. Sedangkan selama tiga bulan pertama 2017 sudah ada 12 kasus penembakan yang menyebabkan 5 orang tewas dan 6 luka.
“Sebagian besar korban terkena tembakan air softgun. Teror penembakan, terutama yang dilakukan oleh orang tak dikenal menjadi kejahatan yang menonjol di Indonesia sepanjang lima tahun terakhir. Banyaknya kasus penembakan ini menunjukkan bahwa peredaran senjata ilegal masih sangat marak di masyarakat, terutama air softgun yang sangat gampang didapat. Sementara pengawasan terhadap peredarannya sangat lemah,” ungkap Neta.
IPW mengharapkan, dengan tertangkapnya pelaku penembakan di Jember diharapkan menjadi contoh agar aparat kepolisian di daerah lain makin serius memburu para pelaku penembakan dan kemudian menangkapnya. Sehingga aksi penembakan gelap bisa dikendalikan agar masyarakat tidak kian resah. (desastian)