BOYOLALI (Panjimas.com) – Kedua keluarga aktivis yang ditangkap Densus 88 asal Desa Kunden, RT 3 RW 4, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah menyesalkan surat penangkapan dan surat pemberitahuan penangkapan, diterima lewat jasa pengiriman selang satu pekan lebih usai penangkapan Murjianto dan Winarno.
Niki Astriani (25), istri Murjianto mengatakan kedatangan surat yang lewat jasa pengiriman barang baru diterimanya selang satu minggu lebih setelah dia merasa kehilangan suami tercintanya.
“Terkait surat ini, datangnya sangat terlambat. Saya sebagai istri dan keluarga tidak terima perlakuan dari Polisi Densus. Kenapa baru dapat surat setelah suami saya di bawa? kenapa polisi tidak sesuai prosedurnya?” katanya, pada Panjimas.com, Sabtu (11/3/2017).
Lebih lanjut, Niki meminta polisi menunjukkan kesalahan suaminya hingga harus ditangkap oleh Densus 88. Dia yakin jika perbuatan suaminya tidak ada sangkut pautnya dengan terorisme.
“Jadi kami ini bingung, salah suami saya itu apa? Kami ingin tahu, tunjukkan kesalahan suami saya. Kalau tidak ada kesalahan mohon bebaskan, saya yakin suami saya tidak bersalah,” ucapnya.
Sementara itu, Abdul Azis (19), anak sulung Winarno meminta polisi bertindak sesuai prosedur seperti apa yang digemborkan saat menggeledah rumahnya. Ia menilai, hukum tajam ke bawah tumpul ke atas bagi dirinya, aparat sebagai pengayom masyarakat tapi tidak bisa dijadikan panutan.
“Laptop saya, saya minta aja ngomongnya ini protap, harus prosedur. Lha ini surat penangkapan dikasih dulu baru ditangkap, terus keluarga baru diberitahu dua mingguan. Itu pun dikirim lewat jasa pengiriman, ketika penggeledahan datang begitu banyak, tapi ketika kirim surat penangkapan lewat JNE, itu kan menandakan tidak profesional mereka,” ujar Aziz.
Untuk diketahui, Densus 88 menangkap dua orang pria asal Kunden, Banyudono, Boyolali, bernama Winarno dan Murjianto.
Berdasar informasi yang dihimpun keduanya ditangkap di jalan Dusun Minggiran, Banyudono. Selang sehari, Polisi datang menggeledah rumah keduanya.
Sementara itu Sulistyono, adik Murjianto mengatakan keluarga merasa kehilangan karena baru mengetahui pihak Densus 88 yang menangkap Murjianto setelah sehari rombongan Polisi datang menggeledah rumah orangtuanya.
Niki Astriani, istri Murjianto juga kaget, suami yang sehari-hari mengurisi kelinci dan burung dituduh terlibat terorisme. [SY]