GAZA, (Panjimas.com) – Memperingati Hari Perempuan Internasional, ratusan perempuan di Gaza turun ke jalan dan melakukan aksi long-march menuju ke kantor PBB di Gaza, dilansir oleh Middle East Monitor.
Ratusan perempuan Palestina menyerukan kepada PBB untuk memberikan tekanan pada pendudukan Israel untuk menghentikan pelanggaran-pelanggarannya terhadap para perempuan Palestina.
Pada saat yang sama, para perempuan di Gaza Palestina menggelar kegiatan mendengar cerita dan kisah dari para perempuan yang telah melampaui stereotip gender sebagai bagian dari kampanye “Dengarkan Suara Anda” (Listen to Your Voice).
Diselenggarakan oleh LSM Euro-Mid Observer untuk Hak Asasi Manusia kegiatan ini memotret tentang Fatimah Soror yang menjelaskan bagaimana ia menjadi supir bus perempuan pertama pada tahun 2005.
“Saya menantang tradisi masyarakat dan berhasil memenuhi impian yang ingin banyak wanita Palestina untuk mencapainya,” pungkasnya.
Penasihat Euro-Mid Observer untuk isu-isu perempuan, Arroub Soboh berbicara tentang tantangan yang dihadapi perempuan Palestina.
Ia pun menekankan bahwa perempuan mampu membuat “perubahan positif” menuju “kehidupan yang lebih baik”.
Arroub Soboh juga berbicara tentang masalah-masalah umum yang dihadapi wanita di wilayah tersebut, termasuk aturan ketat dan tradisi, serta pengangguran dan upah rendah.
Ratiba Ahel, pengungsi Palestina yang melarikan diri daerah yang dilanda perang dari kamp pengungsi Yarmouk di Suriah ke Gaza, mengatakan bahwa dirinya mengalahkan rasa putus asa dan berhasil dalam proyeknya untuk membuat kerajinan.
Ahel mencatat bahwa produk kerajianannya mulai menemukan jalan merambah ke pasar Palestina, “namun mereka sangatlah sederhana “.
Sementara itu, mantan tahanan perempuan, yang menghabiskan waktu di penjara-penjara Israel, Fatima Al-Zeq berbicara tentang penderitaannya di hidup dalam penjara-penjara Israel.
Fatima mengingatkan bahwa saat ini masih terdapat 56 perempuan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. [IZ]