KLATEN (Panjimas.com) – Siyono yang setahun lalu terbunuh ditangan Densus 88, keluarganya terus berjuang menuntut keadilan. Suratmi, istri Siyono mengatakan hal itu, saat menemui Panjimas.com di Masjid Muniroh, Brengkungan, Pogung, Cawas, Klaten, Jawa Tengah Kamis (9/3/2017).
“Saya sampai hari ini yakin suami saya tidak bersalah, saya terus berdoa semoga berlanjut,” katanya terbata-bata.
Suratmi sama sekali tak tahu hukum, dia hanya memasrahkan kasus suaminya pada pengacara, Trisno Raharjo, Ketua Tim Pembela Kemanusiaan (TPK). Dia meminta Polisi membuktikan jika suaminya bersalah, hingga harus meregang nyawa.
“Saya menunggu kuasa hukum saya pak Trisno, yang tahu hukum kan mereka. Saya cuma menuntut keadilan, tidak lebih dari itu, buktikan kalau suami saya bersalah,” ujarnya.
Sampai saat ini, Suratmi masih merasa ada orang yang terus membuntuti aktifitasnya. Tidak hanya itu, keluarganya pun juga dibujuk untuk tidak melanjutkan kasus suaminya. Tawaran uang dan bantuan juga disampaikan, asalkan dia tidak melanjutkan kasus tersebut.
“Saya mau pergi kemana itu banyak yang buntuti saya, saya tahu. Dari keluarga sendiri pun juga sama didatangi, suruh bujuk saya. Istilahnya itu gini, kamu kalau bisa membujuk Ummi Fida (Suratmi) itu nanti dapat imbalan. Jadi di balik itu semua kan ada yang mereka sembunyikan,” tandasnya.
Suratmi masih tetap pada pendirian untuk meminta keadilan atas kematian suaminya. Dia yakin jika kebenaran tidak diungkap, justru akan banyak Siyono Siyono lainnya yang menjadi korban kebrutalan Densus 88.
“Kalau memang keadilan tidak ditegakkan, kebenaran tidak diungkap, nanti istilahnya kita semualah yang mendapat kezaliman,” pungkasnya. [SY]