JAKARTA, (Panjimas.com) – Pasca diculik dan disiksa sampai meninggal oleh Densus 88, Suratmi istri Almarhum Siyono melihat ada kejanggalan terhadap kematian suaminya. Dirinya bersama kelima anaknya berniat mencari keadilan dengan mendatangi Kantor Muhammadiyah di Yogyakarta untuk mengusut kematian suaminya dan menghukum pelakunya. Akibat keberanian yang ditunjukkan Suratmi, dirinya bersama kelurga di desa Pogung, Cawas, Klaten mendapat ancaman dari berbagai pihak untuk menghentikan proses penegakan hukum.
Akibat ancaman yang diterima keluarga almarhum Siyono, lebih dari 1.200 Pasukan Kokam Jawa Tengah dan DIY berjaga siang dan malam untuk membantu keamanan dan keselamatan keluarga Suratmi.
“Hormat saya kepada seluruh sahabat Kokam Pemuda Muhammadiyah yang telah terlibat langsung dalam membantu menjaga keamanan keluarga Almarhum Siyono,” kata Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, melalui rilis yang diterima Panjimas, Kamis (09/03).
Selain menjaga keamanan keluarga Suratmi, lanjut Dahnil. Pasuka Kokam juga mengawal seluruh proses autopsi dan memastikan pihak keluarga tidak lagi diteror oleh berbagai pihak yang ingin mengubur fakta kematian Siyono.
Selain itu Dahnil merasa kagum dengan sosok istri almarhum Siyono, Suratmi. Sang istri memberikan pembelajaran yang luar biasa tentang makna integritas dan kehormatan.
“Saat banyak orang Indonesia tunduk dengan uang dan ancaman. Perempuan kuat Ini, berdiri tegak penuh kehormatan menuntut keadilan. Menolak suap 100 juta, dan menolak kalah dengan ancaman kepala desa dan ancaman lainnya dari berbagai pihak,” ujarnya. [TM]