JAKARTA (Panjimas.com) – Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi pada hari Selasa (07/03) mengumumkan bahwa pemerintahannya yang diakui secara internasional saat ini telah mengontrol 85 persen wilayah negara, sedangkan kelompok milisi Syiah Houthi hanya menguasai 15 persen saja, seperti dilansir Middle East Monitor.
Dalam pidatonya selama pembukaan KTT Indian Ocean Rim Association (IORA) di ibukota Indonesia, Jakarta, Presiden Hadi mengatakan bahwa Yaman sedang menghadapi salah satu bencana kemanusiaan yang paling sulit termasuk penyebaran penyakit, epidemi dan kelaparan di tengah penurunan tajam dalam indikator pembangunan ekonomi dan sosial serta tingkat kejahatan dan terorisme yang tinggi.
Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi menambahkan bahwa situasi kemanusiaan di Yaman membutuhkan kerja-kerja kolaboratif untuk transisi negara itu dari tahap bantuan kemanusiaan menuju rekonstruksi seluruh provinsi di Yaman.
Hadi juga mendesak kerjasama dengan pemerintah dalam menyelesaikan rencana untuk pemulihan ekonomi di daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya, jumlahnya mencapai 85 persen dari total wilayah geografis Yaman.
Yaman telah dilanda kekacauan sejak akhir tahun 2014, ketika Houthi dan sekutu-sekutu mereka menyerbu ibukota Yaman, Sanaa dan bagian-bagian lain di negara itu, sehingga memaksa anggota pemerintahan Yaman untuk sementara waktu mengungsi ke Riyadh.
Sejak Maret 2015, koalisi interansional yang dipimpin Saudi telah memerangi pemberontak Syiah Houthi yang disokong rezim Iran dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Arab Saudi dan sekutu-sekutu negara Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan yang diakui secara internasional dibawah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
PBB mengatakan bahwa setidaknya 5.700 orang, hampir 1/2 dari mereka adalah warga sipil, telah tewas sejak aliansi milite yang dipimpin Saudi melancarkan serangan udara sejak Maret lalu melawan Syiah Houthi dan sekutu-sekutu mereka.
Sementara itu sumber lain menyatakan bahwa, hampir 7.000 jiwa telah tewas dalam konflik Yaman – lebih dari setengah korban adalah warga sipil. Sementara 3 juta lainnya diperkirakan telah mengungsi, di tengah penyebaran malnutrisi dan penyakit [IZ]