YOGYAKARTA (Panjimas.com) – Diskusi “Mengenang Satu Tahun Siyono”, yang diselenggarakan Tim Pembela Kemanusian (TPK) di Gedung A.R. Fachrudin A, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, sedianya mengundang AKP.David Widya Dwi Hapsoro, SH, Kasat Reskrim Polres Klaten, namun urung hadir.
“Informasi sejak tadi siang, saya menghubungi teman-teman yang ada di Klaten bahwa pihak Polres Klaten belum memberikan konfirmasi. Jadi seandainya sampai akhir acara diskusi publik kami tidak menghadirkan dari Polres Klaten, kami mohon maaf,” ujar Ahmad Syaifuddin, SH ketua panitia acara, rabu (8/3/2017).
Meski tak dihadiri pihak Polres Klaten, acara tersebut berjalan sukses. Ikut menyambut acara, Dr HM Busyro muqoddas, M.Hum, Ketua Umum Pusat Muhammadiyah. Beliau mengatakan, kasus teroris akan terus muncul selama rezim pemerintah seakan merasa damai.
“Kasus Siyono ketika muncul kami semua diskusi dengan Komnas HAM juga, satu sisi kami kaget, juga tidak kaget karena sejak awal kami punya Tessa. Bahwa kasus-kasus dengan isu terorisme akan terus muncul, sampai kapanpun akan terus muncul selama rezimnya seperti damai,” katanya.
Busyro Muqoddas meyakini bahwa isu terorisme adalah permainan yang sistematis. Dalam mengenang satu tahun Siyono, dia berharap TPK mampu menindak lanjuti kasus kematian Siyono oleh Densus 88, dan melakukan pembelaan pada istri Siyono.
“Sisi gelap inilah oleh Presiden, juga Kapolri dan DPR, tidak pernah dikorek. Akibatnya akan terus mengalami reproduksi, ada kesan kuat terutama pada diri saya ini semuanya adalah permainan yang sistematis. Nah kita ingin mengenang ini satu tahun yang lalu ketika Polri dalam hal ini Densus melakukan gerakan brutal kembali langsung tembak mati tidak diproses sampai dipengadilan,” tandasnya.
“Maka dalam diskusi ini akan menjadi pertimbangan dalam kontribusi terutama TPK, untuk menindak lanjuti langkah-langkah dalam memberikan pembelaan, terutama istri Siyono,” pungkasnya. (SY)