JAKARTA (Panjimas.com) – Seharusnya Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud akan mengakhiri kunjungannya ke Indonesia hingga tanggal 9 Maret, namun merasa betah dan nyaman, Salman akan memperpanjang masa liburannya di Bali sampai tanggal 12 Maret 2017.
Keberadaan Raja Salman dan rombongan dinilai Anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar, di Jakarta, Selasa (7/2), berdampak positif bagi pariwisata Indonesia karena membuat wisatawan lain penasaran akan pariwisata Indonesia.
Penambahan jadwal liburan tersebut tentunya menambah pengeluaran uang mereka di Indonesia, hal ini pastilah membawa
dampak positif untuk perekonomian Bali. Apalagi rombongan yang dibawa sangat besar, pasti budget yang dikeluarkan juga besar. Hal ini tentunya juga memancing banyak wisatawan lokal yang ingin merasakan euforia kedatangan Raja Salman di Bali.
Selain itu, kunjungan ini menjadi promosi gratis untuk industri wisata Indonesia ke Timur Tengah. “Bila Raja Salman saja sangat menikmati liburan di Bali hingga menambah waktu liburannya, pastilah hal ini akan mengundang penasaran warga petro dolar untuk datang ke Indonesia,” tukas Aboe Bakar seperti dilansir Sindonews.
Kedatangan Raja Salman ini seolah sebagai legitmasi kelayakan Bali sebagai destinasi wisata internasional. Selain itu, hal ini merupakan garansi keamanan wisata di Indonesia.
“Karenanya, saya mewanti-wanti kepada Kapolri untuk sebaik mungkin menjaga keamanan selama kunjungan Raja Salman. Jangan sampai ada insiden yang tidak menyenangkan, kita tidak boleh mengambil resiko, karena nama baik Indonesia menjadi taruhannya di mata dunia internasional,” katanya.
Wisatawan Timur Tengah
Bali sudah dikenal masyarakat dalam dan luar negeri sebagai salah satu destinasi pariwisata terbaik di dunia. Negara-negara di kawasan Timur Tengah misalnya, berdasarkan informasi dari Kementerian Pariwisata disebutkan bahwa kunjungan wisatawan asing dari Timur Tengah justru sangat sedikit jika dibandingkan wisatawan dari kawasan lain di Bali.
Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika, Afrika (ETTAA) Kemenpar Nia Niscaya kepada Antara memaparkan sebagian besar turis asing yang datang ke Indonesia mayoritas dari kawasan ASEAN dengan persentase 40 persen, lalu 30 persen Asia Pasifik, dan 30 persen sisanya dari daerah lain.
Wisatawan dari Timur Tengah menghabiskan uang hampir dua kali lipat dari wisatawan asing lainnya, termasuk dalam aspek lama menginap. Turis asing rata-rata hanya menghabiskan lima hari berlibur dengan pengeluaran sekitar 1.200 dolar AS atau Rp16,8 juta.
Sementara turis dari Timur Tengah khususnya Arab Saudi, mampu menghabiskan lama tinggal rata-rata mencapai 11 hari di hotel Bintang 5 dengan pengeluaran 2.342 dolar atau Rp32,7 juta. Angka yang cukup besar tersebut, juga dipengaruhi dari kebiasaan turis Timur Tengah yang datang dengan keluarga besar termasuk asisten rumah tangga saat berlibur.
Dengan potensi besar tersebut, pemerintah pun terus berupaya menggenjot pemasukan di bidang pariwisata dari turis dari Timur Tengah. Kedatangan Raja Salman untuk berlibur ke Bali diibaratkan Kementerian Pariwisata sebagai angin segar bagi ekspansi industri pariwisata.
Selain memiliki nilai-nilai toleransi, kunjungan Raja Salman ke Bali juga tentunya akan menyebarkan informasi pariwisata di Bali kepada masyarakat Arab Saudi pada khususnya, dan kawasan Timur Tengah pada umumnya. (desastian)