JAKARTA (Panjimas.com) – Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara Lingkar Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association (KTT IORA) yang digelar 5–7 Maret 2017 di Jakarta Convenction Center (JCC), Jakarta, dijadwalkan membahas empat dokumen di tingkat menteri.
Ada empat dokumen yang akan dihasilkan dalam KTT IORA. Empat dokumen itu adalah IORA Concord, IORA Action Plan, IORA Declaration on Preventing and Countering Terrorism and Violent Extremism. Serta Joint Declaration of the IORA Business Community to Build Partnerships for a Sustainable and Equitable Economic Growth.
Empat dokumen tersebut dihasilkan demi mendorong perdamaian, kestabilan, dan kesejahteraan negara-negara kawasan Samudra Hindia. Keempatnya baru akan didiskusikan secara berjenjang di tingkat menteri Senin ini, setelah sebelumnya dibahas di pertemuan tingkat pejabat tinggi pada Minggu (5/3/2017). Selasa (7/3/2017), empat dokumen tersebut baru akan disahkan para kepala negara atau perdana menteri.
Menurut Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Siti Sofia Sudarma, Ahad (5/3/2017), empat dokumen tersebut akan disepakati para kepala negara anggota IORA. Keempatnya juga sudah dibahas pada pertemuan tingkat pejabat tinggi yang digelar Ahad dan didukung 21 anggota IORA dan tujuh mitra dialog.
IORA Concord merupakan dokumen berisi visi dan norma kerja sama IORA di masa depan dalam menghadapi tantangan di kawasan Samudra Hindia. Selanjutnya, IORA Action Plan adalah dokumen yang membahas implementasi komitmen area prioritas dan lintas sektoral.
Lalu, IORA Declaration on Preventing and Countering Terrorism and Violent Extremism menjadi dokumen kesepakatan negara-negara IORA untuk memerangi terorisme dan kekerasan ekstremis.
Terakhir, Joint Declaration of the IORA Business Community to Build Partnerships for a Sustainable and Equitable Economic Growth akan mendeklarasikan kerja sama dan kemitraan untuk perdagangan, investasi, dan UKM.
Pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah kegiatan KTT IORA tahun ini. KTT IORA mengangkat sejumlah bidang kerja sama, di antaranya keamanan dan keselamatan maritim, dan fasilitasi perdagangan investasi. Selain itu, akan dibahas pula perkara manajemen risiko bencana, manajemen perikanan, akademi dan IPTEK, pariwisata dan pertukaran budaya, pemberdayaan perempuan, dan blue economy. (desastian)