SURABAYA (Panjimas.com) – Sungguh biadab! Mengaku Pancasilais, Pro NKRI dan Bhineka, tapi kok membubarkan aktivitas dakwah, bahkan yang menyedihkan lagi, mengusir ulama. Mereka menuduh pengajian itu provokatif, memecah belah umat. Tapi, hari ini siapa sesungguhnya yang provokatif, adu domba, memecah belah kerukunan umat dan NKRI. Ironis.
Hari ini, Sabtu (4/3), Tabligh Akbar yang akan disampaikan oleh Ustadz Khalid Basalamah yang sejatinya disampaikan oleh Ustadz Dr Khalid Basalamah di Masjid Shalahudin, Perumahan Puri Surya Jaya, Gedangan Sidoarjo, didatangi sekelompok massa yang menyebut dirinya Pemuda Ansor, dengan arogan membubarkan pengajian tersebut.
Kajian yang diselenggarakan oleh Yayasan Masjid Shalahuddin itu terbagi menjadi dua sesi. Sesi I membahas tema “Manajemen Rumah Tangga Islami” (pukul 09.00-selesai) dan Sesi II membahas tema “Indahnya Menjadi Orang Soleh” (Ba’da Ashar –selesai).
Sebelumnya, pihak pengurus Masjid sempat diancam secara tertulis dengan kop surat Pengurus Ranting Nahdlatul ‘Ulama Rungkut Kidul – Kecamatan Rungkut Surabaya. Dalam surat bernomor 0129/PR/A.1/L-1.21.142/III/2017 hal Penolakan itu, ditujukan kepada Pengurus Yayasan, Kapolsekta Rungkut Surabaya, Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama Kota Surabaya, tertanggal 2 Maret 2017.
Dalam surat itu berisi penolakan kehadiran DR. Khalid Basalamah, karena dianggap tokoh atau dai Wahabi di Indonesia. Kemudian surat itu juga menuduh ceramah Ustadz Khalid Basalamah bersifat provokatif dan adu domba, juga cenderung menimbulkan ujaran kebencian dan dapat memecah belah kerukunan umat dan NKRI.
Isi ceramah Khalid Basalamah pun dituduh tidak sesuai dengan tradisi, adat istiadat, dan budaya masyarakat Indonesia, serta menimbulkan keresahan. Pengurus ranting tersebut juga menganggap Tabligh Akbar itu belum ada izin maupun rekomendasi kegiatan tersebut dari kepolisian setempat.
“Pada dasarnya, kami bukan anti pengajian, tabligh akbar maupun dakwah yang diselenggarakan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun, namun kami sangat berkeberatan keras atas dakwah DR. Khalid Basalamah yang menimbulkan keresahan pada masyarakat kita,” kata Ketua Tanfidziyah Ustadz Ali Masyhud Hamid, dan Rais Syutiah Ustadz HM. Chushoiyyin Maqal dalam surat yang ditandatangani keduanya.
Pihak ta’mir Masjid Shalahuddin, dalam sebuah pernyataannya di akun facebook mengatakan, setelah dilakukan negosiasi semalam (jum’at, 3 Maret 2017), bertempat di Polsek Gedangan, yang dihadiri oleh perwakilan dari Masjid shalahudin, Pemuda Ansor, dan Polsek Gedangan, pihak panitia menyampaikan beberapa hal mengenai acara kajian Ustadz Dr Khalid Basalamah :
Pertama, acara kajian Dr Khalid Basalamah yang sebelumnya diadakan hari ini, Sabtu 4 Maret 2017 sebanyak 2 sesi (pukul 09.00 WIb dan 15.00 WIB), diganti menjadi satu saja, yakni pukul 09.00 WIB hingga sebelum Dzuhur.
Kedua, panitia tetap akan menyelenggarakan kegiatan, meski ada ancaman dari pihak Ansor untuk datang pukul 08.00 WIB di Masjid Shalahudin, dalam rangka menghentikan kajian ustadz Dr Khalid Basalamah. Naudzubillahi Min Dzaalik. Oleh sebab itu, pihak Masjid Shalahuddin menyiapkan pengamanan dari pihak TNI, dan telah konfirmasi puluhan personil TNI untuk mengamankan kajian. Diharapkan para peserta kajian datang lebih awal, agar mampu juga membantu lancarnya kegiatan.
“ Apabila terjadi hal yang tidak diinginkan (tindak kekerasan dan semacamnya), maka panitia memohon maaf bila acaranya bisa ditiadakan. Kami mohon bantuan doa dari segenap ummat Islam, agar Allah Azza wa Jalla melindungi setiap kegiatan kajian Islam di negeri kita Indonesia,” kata takmir Masjid Shalahuddin. (desastian)