BOGOR (Panjimas.com) – Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Rabu (1/2) sore, menyampaikan seputar kesepakatan Arab Saudi-Indonesia terkait tambahan kuota haji.
Dikatakan Menlu, Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud mengembalikan kuota haji Indonesia ke tingkat normal seperti sediakala yakni sebanyak 211.000 kursi dalam setiap tahunnya. Jumlah tersebut bertambah sebanyak 52.200 orang dibandingkan pada tahun 2016 yang hanya 168.800 jamaah.
“Secara khusus, Presiden Jokowi mengapresiasi pengembalian kuota haji Indonesia ke tingkat yang normal yaitu 211.000,” kata Retno.
Kedatangan Raja Salman juga menghadirkan berkah yakni kuota tambahan haji untuk 2017. “Ada pemberian kuota tambahan untuk tahun 2017 sebesar 10.000 kursi,” katanya.
Retno mengatakan Indonesia dan Arab Saudi adalah dua negara besar dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Menurut Menlu, masing-masing negara memiliki pengaruh penting di kawasan dan merupakan anggota G-20 dan OKI.
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga memastikan Indonesia mendapatkan kuota haji tambahan untuk 10 ribu orang dari pemerintah Arab Saudi selama 2017.
“Kuota 10 ribu itu bisa dijamin. Menteri Haji Arab Saudi memastikannya dan juga lewat Malaki (Diwan Al Malaki). Kalau keputusan sudah keluar dari sana tidak mungkin tidak,” kata Lukman saat Rapat Evaluasi Penyelenggaraan Haji 2016 di kompleks perlemen, Jakarta, Senin.
Dia mengatakan Diwan Al Malaki (Dewan Pertimbangan Kerajaan Arab Saudi) sudah memastikan pemberian tambahan kuota jamaah haji tahun ini. Kalau tahun 2016 Indonesia mendapat 168.800 porsi haji, ia melanjutkan, maka tahun ini pemerintah mendapat kuota haji untuk 211 ribu orang ditambah 10 ribu porsi sehingga total pemerintah bisa memberangkatkan 221 ribu warga untuk menunaikan ibadah haji.
Kendati sudah mendapatkan kepastian, Lukman telah meminta pihak berwenang Arab Saudi menuangkan kepastian penambahan kuota haji itu dalam sebuah perjanjian agar memiliki kekuatan hukum.
Lukman juga meminta publik tidak membesar-besarkan pemberian tambahan kuota untuk memberangkatkan 10 ribu orang berhaji kepada pemerintah Indonesia karena khawatir membuat negara lain iri.
Dia mengatakan bahwa tidak semua negara mendapatkan tambahan kuota haji. Pemerintah Arab Saudi, menurut dia, memberikan tambahan kuota kepada pemerintah Indonesia karena selama ini jamaah haji dari Indonesia jumlahnya paling banyak dan dikenal tertib saat di Tanah Suci.
Presiden Jokowi menyambut dengan hangat kunjungan kenegaraan Raja Salman ke Indonesia yang dianggap sangat penting dan bersejarah bagi hubungan dan kerja sama bilateral kedua negara. Kunjungan ini merupakan kunjungan Raja Arab Saudi pertama setelah 47 tahun.
Dalam kesempatan kunjungan ini, Presiden RI telah menganugerahkan tanda kehormatan bintang Adipurna kepada Raja Salman atas komitmennya yang begitu kuat dalam peningkatan hubungan yang bersahabat antara Arab Saudi dan Indonesia.
Kuota Haji
Indonesia sempat menanyakan apakah memungkinkan memakai kuota yang tidak dipakai negara-negara lain itu dapat digunakan oleh Indonesia. Alhasil pada 11 Januari 2017, Presiden Jokowi menyampaikan keterangan pers resmi bahwa Indonesia mendapatkan jatah kuota haji sebesar 221.000 orang pada 2017 dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi telah memutuskan untuk mengembalikan kuota normal haji bagi Indonesia dari 168.800 orang menjadi 211 ribu orang untuk tahun 2017 dan menambah kuota sebanyak 10 ribu orang sehingga berjumlah 221 ribu orang jemaah haji.
Sejak 2013, kuota jemaah haji Indonesia dan negara lainnya mengalami penurunan 20 persen karena perluasan fasilitas di Masjidil Haram, Mekkah.
Jokowi mengatakan kenaikan kuota haji ini tak terlepas dari upaya pemerintah dalam melobi Arab Saudi. Jokowi sudah membicarakan mengenai kenaikan kuota haji bagi Indonesia saat berkunjung ke Arab Saudi pada 2015 dan saat pembicaraan lanjutan bersama Pangeran Mohammed di China pada September 2016.
Berbagai sikap dan langkah dari pemerintah Arab Saudi dalam dua tahun terakhir ini menunjukkan bahwa hubungannya dengan Republik Indonesia semakin dekat. Oleh karena itu kunjungan Raja Arab Saudi menunjukkan momentum yang sangat penting bagi hubungan bilateral Indonesia-Arab Saudi. Wajar bila Presiden Jokowi menyebut bahwa kunjungan Raja Salman ini merupakan kunjungan bersejarah. (desastian/Antara)