KABUL (Panjimas.com) – Pesawat yang membawa 18 warga Afghanistan pencari suaka yang baru-baru ini ditolak oleh otoritas Jerman, dilaporkan telah tiba pada Kamis malam (23/02`0 di bandara internasional Kabul, yang sebelumnya dideportasi dari kota Munich, seperti dilansir IINA.
Kebijakan Deportasi para pencari suaka ini memicu protes keras dari Amnesty International dan kubu partai oposisi berhaluan sayap kiri, dengan alasan bahwa sebagian besar warga Afghanistan itu tidak aman untuk kembali ke tanah airnya.
Tahun 2016 lalu, Jerman telah mendeportasi 80.000 imigran yang ditolak suakanya, angka ini merupakan rekor.
Para pejabat Jerman menegaskan bahwa angka penolakan pencari suaka ini akan naik pada tahun 2017, ini ditengarai merupakan cara Kanselir Angela Merkel yang berusaha untuk memenangkan kembali dukungan suara para pemilih konservatif sebelum pemilihan pada bulan September mendatang.
Pemerintah Jerman mengatakan deportasi kelompok-kelompok para pencari suaka menerima sejumlah kecil aplikasi suaka dari negara yang masih dilanda konflik itu.
Negara dengan ekonomi terbesar di Uni Eropa itu juga telah menyatakan bahwa pihaknya dengan aman memulangkan para pencari suaka itu ke Kabul. Sementara itu di Afghanistan, pasukan Jerman masih dikerahkan menjadi bagian dari pasukan NATO, dengan dalih menciptakan stabilitas.[IZ]