JAKARTA (Panjimas.com) – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyampaikan keinginan untuk melakukan investasi ekonomi besar-besaran atau mega investasi di Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun berharap kedatangan Raja Salman membawa dana investasi hingga US$25 miliar (Rp334,06 triliun).
Raja Salman akan berada di Indonesia dari tanggal 1 sampai 9 Maret. Kunjungan terakhir oleh seorang raja Saudi untuk Indonesia adalah 46 tahun lalu, ketika Raja Faisal datang ke bumi nusantara.Indonesia berharap kunjungan ini akan membantu hubungan lebih lanjut antara perusahaan energi milik negara Pertamina dan Aramco milik Arab Saudi yang bekerja sama untuk meningkatkan kinerja di kilang Cilacap, ditambah dengan kerjasama di bidang-bidang lainnya.
Diharapkan pula adanya perjanjian dengan Arab Saudi dalam meningkatkan frekuensi penerbangan dari Timur Tengah ke Indonesia, dalam hal ini jumlah wisatawan. Sebelumnya niat berinvestasi besar-besaran pernah disampaikan oleh anak Raja Salman, Wakil Putra Mahkota, Wakil Kedua Perdana Menteri, dan Menteri Pertahanan Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdul Aziz Al-Saud saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Hotel Dahua Boutique Hangzhou, RRT, tahun lalu.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ada dua topik yang dibicarakan antara Presiden Jokowi dengan Pangeran Mohammed Bin Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud itu, yaitu kerja sama dalam bidang ekonomi dan masalah haji.
Mengenai masalah kerja sama ekonomi, Menlu menjelaskan, ada beberapa hal yang disampaikan oleh Pangeran Mohammed bin Salman. Pertama, Saudi Arabia ingin sekali melakukan investasi secara besar-besaran di Indonesia. Istilah yang disampaikan Pangeran Mohammed adalah mega investment.
Menurut Menlu, mega investment ini ada beberapa bidang yang diharapkan dapat dikerjasamakan oleh Saudi dengan Indonesia. “Yang pertama adalah di bidang pengilangan minyak (refinery); yang kedua adalah di bidang pembangunan rumah murah (low cost housing) untuk orang-orang yang berpenghasilan rendah; dan yang ketiga adalah investasi di bidang pariwisata (tourism),” jelas Retno seperti dikutip situs Sekretariat Kabinet.
Mengenai masalah haji, Menlu Retno mengatakan, Indonesia memahami keterbatasan dalam hal jumlah kuota. Indonesia ingin menanyakan apakah memungkinkan memakai kuota-kuota yang tidak dipakai negara lain.
“Karena kita tahu untuk sebelum melangkah ke pembicaraan dengan negara lain yang memiliki kelebihan kuota, kita harus berbicara terlebih dahulu kepada Saudi Arabia,” ujar Menlu Retno.
Selain itu, Pemerintah RI juga menanyakan apakah mungkin ada kuota tambahan kepada WNI atau haji yang berasal dari Indonesia. Presiden menyampaikan bahwa di beberapa provinsi di Indonesia, calon jamaah haji harus menunggu waktu lebih dari 20 tahun untuk bisa naik haji. Menanggapi pertanyaan Indonesia itu, pemerintah Arab Saudimenugaskan Menteri Luar Negerinya untuk berbicara dengan Menteri Retno.
Bangun Museum
Rencananya, pihak Kerajaan Arab Saudi akan melakukan pembangunan Museum Istiqlal yang akan didirikan di kawasan Masjid Istiqlal. “Pihak Kedubes Arab Saudi mengusulkan agar Istiqlal dibangun museum. Sebenarnya pemerintah Arab Saudi yang ingin Istiqlal dibangun museum. Seperti museum Islam peradaban di Arab,” ujar Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam.
Namun mekanisme pengajuan dana pembangunan museum akan diajukan oleh pengurus Masjid Istiqlal kepada pihak Kerajaan Arab Saudi.”Tapi bukan Saudi yang menyodorkan tapi kita,” kata Abu.
Abu menjelaskan bahwa rancangan museum Masjid Istiqlal telah dibuatkan langsung oleh Kepala Museum Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Jika diterima oleh Raja Salman, museum Istiqlal dipastikan akan dibangun.
Rencananya museum tersebut akan dibangun di pintu yang berhadapan dengan Kementerian Agama. Jika jadi dibangun, museum ini akan menjadi museum pertama yang dibangun pemerintah Kerajaan Arab Saudi di luar negara mereka. (desastian)