AMBON (Panjimas.com) – Hari ini, Jum’at (24/2) Presiden RI Joko Widodo membuka Tanwir Muhammadiyah di Islamic Centre Ambon. Tanwir Muhammadiyah mengambil tema “Kedaulatan dan Keadilan Sosial untuk Indonesia Berkemajuan”.
Kegiatan Tanwir Muhammadiyah di Ambon menjadi kegiatan yang cukup menarik bagi warga Ambon. Termasuk pawai ta’aruf yang dilaksanakan sejak kemarin (23/2) cukup menarik perhatian masyarakat di sekitarnya.
Berkumpul di Lapangan Merdeka Ambon, peserta pawai yang terdiri dari perwakilan 34 propinsi ini berjumlah sekitar 2000 peserta. Tanwir ini merupakan sidang permusyawaratan Muhammadiyah tertinggi setelah muktamar.
Dalam satu bulan ini, Jokowi telah berkunjung dua kali ke Ambon, sebelumnya yaitu pada acara Hari Pers Nasional. “Saya cinta Maluku, selain cinta Maluku saya cinta Muhammadiyah,” tutur Joko Widodo, Presiden RI dalam sambutannya di Pembukaan Tanwir Muhammadiyah.
Presiden Jokowi dalam sambutannya, menilai Muhammadiyah telah berhasil membawa misi Islam Berkemajuan. Terbukti dengan membawa transformatif yang dilakukan melalui jalur kesehatan, pendidikan, penyantunan dan kesehatan.
“Misi Islam berkemajuan menjadi sebuah hal yang harus dijaga dan disertai komitmen. Jika berhasil, hal ini akan menjadikan masyarakat Indonesia yang beradab, berdaulat dan berkeadilan,” ungkap Jokowi.
Terkait tema Tanwir Muhammadiyah yakni keadilan, kata Jokowi, hal ini senada dengan program yang tengah dicanangkan oleh pemerintah RI yakni pemerataan ekonomi yang berbasis pada kebijakan ekonomi keadilan sosial. “Saya sudah berdiskusi banyak dengan Pak Haedar, semoga bisa bersinergi untuk mewujudkan itu semua,” kata Joko Widodo.
Lebih lanjut Joko Widodo mengatakan bahwa langkah konkrit yang akan dilakukan dalam mewujudkan kebijakan ekonomi keadilan sosial ini adalah reforma agraria dan retribusi aset, akses keuangan dan sumber daya manusia.
“Kita akan fokus pada tiga hal itu, sehingga ini diharapkan akan dapat mewujudkan masyarakat yang rata secara ekonomi, tidak dikuasai oleh pemegang kekuasaan secara dominan,” ujar Joko Widodo.
Joko Widodo mengungkapkan, rakyat harus menjadi pemilik yang utama, setidaknya memiliki sebidang tanah karena tanah merupakan permulaan dari segalanya. “Semoga melalui tanwir ini akan lahir gagasan berkemajuan untuk kepentingan tanah air serta Muhammadiyah akan semakin maju dalam mewujudkan islam berkemajuan yang berpihak pada kaum mustad’afin dan berkontribusi untuk kekuatan NKRI,” tutup Joko Widodo.
Klinik Apung
Dalam kesempatan itu Presiden Joko Widodo didampingi oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Gubernur Maluku, Said Assagaf, meresmikan Klinik Apung Said Tuhuleley
Peresmian tersebut dilaksanakan di pelabuhan Yos Sudarso setelah Presiden Jokowi memberikan amanat membuka Tanwir. Klinik apung ini, rencananya akan memulai kegiatan perdananya di kepulauan Saparua, Maluku dalam kegiatan bakti sosial dan pelayanan kesehatan. Dalam kegiatan itu, Lazismu menyertakan sejumlah tim medis dari Rumah Sakit Islam Jakarta yang terdiri dari 3 dokter, 5 perawat dan 1 apoteker.
Saparua, yang berjarak sekitar 50 mil dari kota Ambon merupakan tempat kelahiran Said Tuhuleley, tokoh Muhammadiyah yang berjasa dalam pemberdayaan masyarakat dan mengabdikan seluruh hidupnya untuk masyarakat. Maka Klinik Apung ini merupakan representasi dari jasa-jasa Said Tuhuleley, meski ia kini telah tiada, tetapi semangatnya untuk membantu masyarakat di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal, tetap menggelora.
Sementara itu, Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam sambutanya, mengatakan, kegiatan tanwir adalah bagian dari usaha Muhammadiyah untuk mencerdaskan, mensejahterahakan, mencerahkan dan memajukan kehidupan bangsa. Muhammadiyah yakin dengan dukungan seluruh masyarakat Maluku akan bersama-sama membangun Maluku.
“Kami yang sudah membangun lembaga pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial di seluruh tanah air. Maka dengan kebersamaan kita dari berbagai lapisan dan golongan masyarakat, Maluku akan menjadi berkemajuan,” tutup Haedar. (desastian)