JAKARTA (Panjimas.com) – Di sejumlah kesempatan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selalu berbangga dengan hasil kerjanya yang dianggap mampu mengatasi banjir Jakarta. Bahkan seperti dilansir Rakyat Merdeka (Jawa Pos Group), dalam beberapa waktu, Gubernur DKI dan pendukungnya sempat mengungkapkan keberhasilan itu dengan nada menantang. Kira-kira bunyinya: ke mana banjir meski hujan turun terus.
Nah, Selasa (21/2), Tuhan seperti menjawab tantangan itu. Hujan lebat yang turun dari subuh hingga sekitar pukul 10 pagi kemarin, membuat sejumlah wilayah Jakarta terendam.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, pada pukul 8 pagi, sudah ada 401 laporan mengenai banjir Jakarta. Total ada 51 titik wilayah yang terendam banjir, yang tersebar di Jakarta Selatan (11 titik), Jakarta Timur (29 titik) dan Jakarta Utara (14 titik).
Daerah yang terendam banjir umumnya adalah daerah yang ada di pinggir Sungai Ciliwung, seperti Bukit Duri dan Kampung Pulo, Jakarta Selatan. Di Jakarta Timur, perumahan elite seperti Cipinang Indah turut kebagian banjir. Di Jakarta Utara air merendam dari Ancol sampai Tugu.
Bahkan wilayah elite seperti Kelapa Gading ikut terendam. Sebanyak 35 pompa pun dikerahkan untuk membuang air ke sungai Sunter.
Ketinggian air bervariasi mulai dari setinggi lutut hingga seleher orang dewasa. Di Cipinang Melayu dan Karet misalnya, ketinggian air mencapai 1,5 meter. “Akibat banjir ini, ribuan rumah terendam dan satu orang tewas di Kemang,” kata Kepala Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kemarin.
Sutopo sempat mengeluhkan kinerja BPBD DKI yang dianggap lelet dalam memberikan data banjir. Soalnya data yang diminta sejak pagi tak kunjug datang sampai siang. Terkait keluhan itu, Kepala BPBD DKI menjelaskan bahwa data yang diminta memang tidak dikirim ke BNPB tapi diunggah lewat akun Twitter resmi BPBD DKI.
Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan dan Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana turut menyambangi rumah warga di lokasi banjir di Cipinang Melayu. Keduanya menyusuri banjir dengan menumpang perahu karet. Menurut Iriawan, banjir di Cipinang Melayu adalah yang terparah. “Kata Pak RW tiap tahun memang banjir. Tapi ini yang paling parah,” kata Iriawan, usai meninjau banjir.
Seiring banjir yang makin meninggi, jagat Twitter mulai memanas. Tak sampai siang hari, kata kunci “Jakarta Banjir” dengan cepat memuncaki daftar trending topic.
Isinya berupa kritikan dan sindiran yang ditujukan kepada Ahok dan para pendukungnya. Maklum saja, dalam beberapa kesempatan Ahok selalu berbangga dengan hasil kerjanya yang dianggap sudah berhasil menuntaskan masalah banjir.
Pada pertengahan Desember 2015 misalnya, Ahok sesumbar karena meski hujan lebat turun selama tiga hari berturut-turut tapi Jakarta tak juga banjir. “Semalam, hujan besar enggak semalam? Ada genangan enggak di Jakarta? Hampir enggak ada genangan. Karena hampir semua saluran sudah kita bobok-bobok,” kata Ahok, saat itu.
Para pendukung Ahok seperti sutradara Joko Anwar, artis Sarah Sechan, anggota DPR Budiman Sudjatmiko dan bekas aktivis Fadjroel Rachman kebagian tulah akibat kicauannya sendiri.
Tweeps ramai-ramai merisak mereka. Soalnya seminggu sebelumnya, para seleb di jagat Twiiter itu berkicau dalam nada yang terdengar seperti menantang. Menanyakan banjir yang tak kunjung datang meski hujan turun berhari-hari.
“Dan kau masih bilang Ahok gubernur gagal,” cuit @jokoanwar. “Serius nih gak ada yang kena banjir?” kicau @sarseh. “Ke manakah si banjir itu?” celetuk @Fadjroel. “Ini pasti ada yang salah” tambah @budimandjatmiko.
Tangkapan layar yang berisi kicauan mereka hilir mudik di lini masa, dengan sindiran dan kritik. Eks Ketua DPR Marzuki Alie ikut mengatakan bahwa banjir kali ini adalah sebuah teguran. “Kadangkala Allah menunjukkan kekuasaanNya untuk mengingatkan kita jangan sombong. Banyak tweet bertanya ke mana banjir walau hujan tiap hari,” kicaunya, di @marzukialie_MA.
Eks sekretaris menteri BUMN Said Didu juga turut me-retweet berita-berita berkaitan dengan banjir Jakarta. “Allah selalu tunjukkan kekuasaannya kepada orang sombong. Bahkan sehebat Fir’aun pun,” kicau @saididu. [AW/Rakyat Merdeka]