JAKARTA (Panjimas.com) – Sebelumnya media memberitakan Pembina Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Habib Rizieq Syihab tidak datang dalam aksi 212 jilid II di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Setelah adzan Dzuhur dikumandangkan, Imam Besar FPI itu datang menembus massa dan memberikan orasinya padapukul 12.30 WIB.
Habib Rizieq memutuskan datang ke lokasi untuk menyambut delegasi Forum Umat Islam (FUI) yang diwakili oleh KH. Muhammad Al Khaththath yang menyampaikan aspirasinya kepada anggota DPR di Komisi III . Sedangkan Munarman dan Ketua GNPF-MUI, Bachtiar Natsir tidak terlihat dalam aksi tersebut.
Dalam orasinya di tengah aksi 212 yang berlangsung di depan gedung DPR, Senayan, Habib Rizieq mengatakan, bahwa kedatangan umat Islam ke rumah rakyat ini dalam rangka menyampaikan aspirasi, bukan untuk membuat anarkis, rusuh, apalagi memecah belah bangsa.
“Tidak ada niat kami untuk berbuat makar dan menggulingkan pemerintah. Umat Islam bukan musuh TNI dan Polri. Umat Islam cinta NKRI. Setelah ini kita akan bubar dengan tertib,” pesan Habib.
Dikatakan Habib Rizieq, ada lima agenda dan tuntutan umat Islam dalam menyampaikan aspirasinya. Tuntutan pertama, mendesak DPR untuk meminta Presiden Jokowi agar segera memecat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, karena berstatus terdakwa penistaan agama. Umat Islam tak menginginkan penista agama memimpin Jakarta.
Tuntutan kedua, penjarakan Ahok. Ketiga, hentikan kriminalisasi terhadap ulama, Keempat, hentikan penangkapan terhadap mahasiswa, dan kelima, ganyang PKI (Partai Komunis Indonesia).
Habib Rizieq mendukung dialog nasional yang digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menyelesaikan problematika bangsa. “Dialog dan kerjasama ulama dan umaro sangat diperlukan.”
Sebagai penutup dari orasinya, Habib Rizieq menyinggung soal banjir. Saat ini FPI sedang menyiapkan posko bencana banjir di Jakarta. Dia mengajak massa yang ikut berdemo turut membantu sesama. “Jangan ada korban banjir yang tidak kita bantu,” ajak Habib yang berorasi selama lebih dari satu jam di atas mobil komando.
Habib menegaskan, bahwa aksi besar ini adalah aksi yang terakhir, selama Ahok sudah diberhentikan sebagai gubernur DKI dan dipenjara karena telah melakukan penodaan agama. (desastian)