JAKARTA (Panjimas.com) – Jelang perayaan Milad Masjid Istiqlal ke-39 , pada 22 Februari 2017 mendatang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat program “Merayakan Milad Istiqlal”, salah satunya dengan program bersih-bersih Istiqlal, dimulai dari tanggal 10-21 Februari .
Ada sekitar 200 pecinta alam yang berpartisipasi dalam acara pembersihan tersebut. Upaya pembersihan akan dilakukan di bagian-bagian yang sulit dijangkau, termasuk bersih-bersih luar dan dalam menara (antena, dinding, atap, dan lubang angin, tangga dan lantai) dan kisi-kisi yang berbahan stainless steel di koridor pelataran Masjid.
Sampai saat ini, gabungan kelompok pecinta alam dan elemen masyarakat yang bergotong royong dalam Bersih-Bersih Istiqlal ini diantaranya: Komunitas Pendaki Gunung Jakarta Raya, Federasi Panjat Tebing Indonesia-Pusat, Mapala-UI, Arkadia-UIN Syarif Hidayatullah, Petualang Muslim, Atlas Medical Pioneer-Fakultas Kedokteran UNPAD, Wanadri dan sejumlah individu dari berbagai latar belakang agama dan profesi.
Menara Masjid Istiqlal yang tingginya sekitar 100 meter, pembersihan dilakukan oleh para pecinta alam yang sudah terlatih dan profesional.
Milad Istiqlal yang akan digelar pada 22-27 Februari 2017 tersebut akan dirangkai dengan beragam kegiatan, antara lain: forum diskusi seminar, pameran arsip sejarah Istiqlal, kaligrafi, pentas seni budayawan muslim, penulisan kaligrafi, serta pemutaran video singkat sejarah Masjid Istiqlal.
Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) M Muzammil Basyuni saat bersilaturahim dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, Masjid Istiqlal terus melakukan persiapan jelang Milad yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden dan Wakil Presiden RI.
“Saat ini, masjid Istiqlal sedang membuat lift menuju ruang VIP, bantuan dari Kementerian PU,” kata Muzammil, Kamis (09/02). Pembangunan sarana lift tersebut juga sekaligus merupakan bagian dari persiapan atas rencana kunjungan Raja Salman ke Indonesia.
Wakil Ketua BPPMI Bahrul Hayat menambahkan, milad Istiqlal ini kali adalah yang ketiga karena sebelumnya baru dirayakan pada tahun 1991 dan 1995. Untuk perayaan tahun ini, Milad Istiqlal akan mengangkat tema “Masjid Sebagai Pemersatu Bangsa”.
Menag Lukman menyambut baik rencana gelaran Milad Istiqlal. Dikatakan Menag, selain sebagai tempat ibadah, masjid juga bisa digunakan sebagai tempat pendidikan dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.
Tempat Aksi 112
Masjid Istiqlal menjadi saksi sejarah saat umat Islam saat digelar Aksi 411, 212 dan terakhir 112. Saat itu, jamaah masjid masjid tumpah ruah hingga ke jalan-jalan. Masjid terbesar di Asia Tenggara itu menjadi simbol persatuan umat Islam Indonesia.
Pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada 24 Agustus 1961. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Federich Silaban yang berkeyakinan Kristen-Protestan, dengan desain bersandi Ketuhanan setelah dipilih melalui sayembara rancang bangun Masjid Istiqlal pada 22 Februari-30 Mei 1955.
Juri Sayembara rancang bangun Masjid Istiqlal adalah tokoh-tokoh Islam dan bangsa. Diketuai oleh Presiden Soekarno dan beranggotakan Ir. Rosseno Soerjohadikoesomo, Ir. Djoanda Kartawidjaja, Ir.Suwardi, Ir.Ukar Bratakusumah, Rd.Soeratmoko, H. Abdul Malik Karim Amrullah, H. Aboebakar Atjeh Oemar Husein Amin.
Tujuh belas tahun kemudian Masjid Istiqlal selesai dibangun. Masjid Istiqlal diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978, ditandai dengan prasasti yang dipasang di area tangga pintu As-Salam. Tanggal 22 Februari kemudian ditetapkan sebagai hari ulang tahun masjid Istiqlal.
Struktur menara Masjid Istiqlal berlapis marmer berukuran tinggi 66.66 meter, melambangkan 6.666 ayat. Ditambah kemuncak yang memahkotai menara terbuat dari kerangka baja setinggi 30 meter melambang 30 juz’ dalam Al Qur’an. Tinggi total menara adalah 96.66 meter. Masjid ini ditopang 12 pilar raksasa dan 5.138 tiang panjang. (desastian)