SUKOHARJO (Panjimas.com) – Pemerhati gerakan Islam, Ustadz AbduL Rochim Ba’asyir mengingatkan pada umat Islam terkait perayaan Cap Go Meh yang beberapa waktu lalu hendak digelar di kompleks Masji Agung Jawa Tengah.
Putra Abu Bakar Ba’asyir ini menilai, jika perayaan itu jadi digelar, maka akan membahayakan aqidah umat Islam. Sebagaimana dalam Firman Allah, Surat Ali Imran ayat 19.
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)
Dia mengatakan orang Islam hendaklah tidak melihat kebenaran agama lain selain agama Islam, karena hal itu bagian dari aqidah yang mendasar.
“Ketika orang ngaku Islam tapi kok dia masih melihat kebenaran agama lain, apapun agama itu, mau samawi atau tidak samawi, padahal dalam surat Al Fatihah saja mengatakan Yahudi-Nasrani pun itu tidak benar. Kenapa? Karena kebathilan pada mereka, nah sekarang kok muncul pemikiran seperti ini, jelas menjadi satu hal rusaknya batasan dienul Islam,” katanya ditemui Panjimas.com di Ponpes Al Mukmin Ngruki, Grogol, Sukoharjo, Jum’at (17/2/2017).
Selain itu, Ustadz Iim juga menilai hal ini sangat menyinggung Umat Islam. Sebab, masjid adalah syiar bagi Umat Islam, bukan agama lain.
“Ini adalah penghinaan agama Islam, bagaimanapun masjid itu syiarnya umat Islam, karena Masjid itu punyanya Allah, rumahnya Allah. Dan Masjid-masjid itu punyanya Allah maka janganlah kalian meminta kepada selain Allah, artinya jangan mensyirikkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lha Cap Go Meh itu (dalam pandangan Islam) hari raya kesyirikan, bagaimana bisa hari raya kesyirikan kemudian dilakukan di Masjid?” ujarnya.
Padahal pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat untuk membersihkan Masjidil Haram dari kesyirikan. Maka hal itu, berlaku pula di setiap masjid belahan bumi manapun, harus disucikan dari segala bentuk kesyirikan, termasuk perayaan Cap Go Meh itu.
“Harusnya disucikan dari segala bentuk kesyirikan, ini kok malah dilakukan di Masjid. Bagaimana bisa disitu tempat ruku’ dan sujudnya orang yang bertauhid Laa ilaha illallah, mengakui Allah itu satu, kemudian dirayakan hari kebesaran untuk pengakuan para berhala. Ini kan namanya tidak punya perasaan dan pemahaman, para pelakunya ini,” tandasnya. [SY]