SOLO (Panjimas.com) – Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Majelis Daerah Kota Surakarta menggelar Kajian bulanan di Hotel Lor In Syariah, Colomadu, Karanganyar, Solo, Jawa Tengah. Ustadz Alfian Tanjung, sebagai pembicara mengambil tema “Manusia Dalam Kemelut Ideologi, Fakta Kebangkitan PKI”.
Ustadz Alfian sudah sering mengingatkan bahwa generasi Komunis Gaya Baru (KGB) telah bekerja secara sistematis dan memiliki posisi strategis di pemerintahan, sementara umat Islam masih berdebat kebenaran kebangkitan PKI.
“Sementara PKI bangkit, sudah bekerja dan menguasai posisi-posisi strategis, umat Islam masih bertanya apa benar PKI Bangkit?” katanya, Ahad (12/2/2017).
Kebangkitan PKI secara kronologi dimulai sejak tahun 1998. Menurut Ustadz Alfian kebangkitan tersebut tidak lepas adanya dukungan jaringan internasional Komunis yang melalui Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Internasional.
Untuk itu, Ustadz Alfian meminta umat Islam siap siaga menghadapi PKI jika sewaktu-waktu melakukan konfrontasi. Langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kebangkitan PKI, kata dia harus nyata dan bersama-sama antara umat dengan Ulama.
“Yang pertama harus ada gerakan penyadaran, penyadaran situasi dan penyadaran implikasi. Umat harus tahu betul saat ini keberadaan PKI nyata, muncul simbol-simbol PKI, upaya anak-anak PKI yang mendesak pemerintah meminta maaf pada PKI, ini ancaman nyata,” ujarnya.
Menyiapkan kader untuk menghadang kebangkitan PKI menjadi langkah lanjut bila tiap masing-masing umat Islam sadar akan bahaya komunis. Ustadz Alfian meminta setiap daerah memiliki basis masa yang riil dalam melawan PKI jika sewaktu-waktu terjadi kekacauan.
“Memberi penyadaran itu penting, karena sudah terang benderang, bahkan PKI sudah bergabung denga Syiah. Contohnya Jakarta akhir masa Foke ada 94 pesantren, sekarang hanya tinggal 25 pesantren. Maka perlu menyiapkan kader kembali dan pembasisan massa harus riil,” tandasnya. [SY]