JAKARTA (Panjimas.com) – Bukan yang pertama Jurnalis Metro TV diusir peserta Aksi Bela Islam, lantaran terlalu sering memberitakan fakta bohong, tendensius, mengadu domba, dan memojokkan umat Islam.
Dalam Aksi 112 di Masjid Istiqlal, misalnya, Jurnalis Metro TV Desi Fitriani dan Ucha Fernandez mengaku diusir dan dikeroyok peserta Aksi 112. Padahal tidak satu pun terlihat luka memar pada kedua wartawan itu.
Desi dan Ucha mengaku mengalami luka memar dibagian kepala. Sekujur badannya pun menderita ngilu lantaran dihajar beberapa orang. “Mereka memukul dengan benda tumpul (bambu) dari atas, samping, lalu kita juga dilempar pakai gelas air mineral. Mereka menendang badan kami. Perut, sama pundak diludahin. Mereka pukul pakai tangan, ada juga nendang di bagian kaki,” ungkap Desi kepada wartawan.
Atas peristwa tersebut, media online pun memberitakan dengan judul “Super Lebay”. Arah.com, misalnya memberitakan pengusiran jurnalis Metro TV itu dengan judul “Dikeroyok Peserta Aksi 112, Wartawan Metro TV Lapor ke Polisi”. Merdeka.com memberi judul “Liput aksi 112, wartawan Metro TV dipukul bambu dan diludahi”
Menurut penuturan Desi, sekitar pukul 10.50 WIB di halaman Masjid Istiqlal. Ia bersama rekannya, Ucha tengah melakukan peliputan, tiba-tiba datang sekelompok massa dan menyerang keduanya. Namun, Desi tidak bisa memastikan berapa orang yang menyerangnya. Desi juga mengaku tidak melawan dan hanya berusaha menghindari kerumunan.
Mendapat perlakuan tidak menyenangkan saat melakukan peliputan, dua wartawan Metro TV melaporkan kejadian itu ke Kepolisian Resort Metro Jakarta Pusat, Sabtu (11/2) sore.
Bukan hanya Metro TV, kameraman Global TV, Dino merasa tertekan atas aksi massa 112. Sebab, dirinya dibilang tak sopan atas pengucapan nama Pimpinan Front Pembela Islam (FPI). Pengusiran juga dialami Kompas TV yang terparkir di area Masjid Istiqlal. “Usir, usir, usir,” teriak perserta aksi 112.
Berita Bohong
Sebelumnya, saat Aksi 212, Metro TV diusir oleh massa Aksi Bela Islam III di depan Patung Kuda Jl. Merdeka Barat dan di sekitar Pintu Air Masjid Istiqlal, Jakarta, Jum’at (2/12/2016). Bukan hanya Metro TV yang diusir, kru Kompas TV pun mendapat perlakukan yang sama.
Pengusiran kru Metro TV juga terjadi di halaman Masjid Agung, Medan, Sumatera Utara, saat meliput Aksi Bela Islam II 4 November lalu, Detik-detik pengusiran kru Metro TV itu beredar di sosial media.
Setiap kali meliput Aksi Bela Islam, reporter Metro TV itu acapkali diteriaki “Metro tipu, penipuuu, media kafir, media penyebar fitnah dan tukang bohong dan sebagainya. Publk, khususnya umat Islam merasa kesal akibat Metro TV sering mengabarkan berita bermuatan tendensius dan negatif terhadap umat Islam.
Sebelumnya, Metro TV memberitakan Aksi Bela Islam Jilid I di depan Balaikota. Saat itu, Metro TV menjadikan headline-nya dengan pemberitaan yang amat sangat tendensius, sebuah taman dan rumput yang dituding dirusak massa Aksi Bela Islam. Metro TV kemudian menyorot gambar taman yang rusak, dan menjadi viral di media sosial.
Forum Jurnalis Muslim (Forjim) dalam siaran pers sebelumnya mengatakan, ada i’tikad buruk Metro TV dalam bentuk penggiringan opini, dengan framing atau mensetting Aksi Bela Islam sebagai aksi yang negatif dan tidak terpuji.
Masih segar dalam ingatan, MetroTV telah menuduh Wahdah Islamiyah sebagai teroris. Setelah menuai banyak protes, akhirnya MetroTV mengakui kesalahannya dan meminta maaf melalui acara “Selamat Pagi Indonesia”, Selasa (19/1/2016).
Pada 2012, MetroTV menyudutkan Rohis sekolah sebagai tempat rekrutmen teroris. Sontak, pemberitaan melalui infografis itu pun menuai protes dari sejumlah ormas Islam. Kekecewaan terhadap pemberitaan Metro TV juga dialami ulama Cirebon Buya Yahya yang disegani dan dihormati masyarakat muslim Cirebon. Buya Yahya protes atas judul headlinenews yang berjudul “Ulama Cirebon Imbau Warga Tak Ikut Aksi 112”. Buya menyebut informasi stasiun televisi itu sebagai fitnah dan ingin mengadu domba sesama ulama dan umat Islam.
Masih banyak tayangan MetroTV yang menyudutkan Islam. Tak heran, jika media itu disebut sebagai TV anti Islam dan corong utama Ahok. Bahkan masyarakat muslim memplesetinya dengan sebutan Metro Tipu. Imbas dari berita bohong, tendensius, dan adu domba, menyebabkan reporter Metro TV mengalami pengusiran setiap kali meliput Aksi Bela Islam.(desastian)