JAKARTA (Panjimas.com) – Meskipun Kapolri telah melarang Aksi 112, umat Islam tetap bergerak dan berbondong-bondong menuju Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (11/2), untuk berdzikir dan mendengarkan tausyiah dari alim ulama, sekalipun diguyur hujan deras sejak pagi.
“Diluar dugaan kami, kerinduan umat Islam untuk menjaga ukhuwah tidak bisa dibendung lagi. Andai persaudaraan Islam yang telah Allah anugrahkan digunakan untuk menggalang persatuan Indonesia dan tegaknnya NKRI, dari Sabang hingga Merauke, tidak akan ada yang bisa mengganggu Indonesia. Umat Islam siap bela NKRI,” ungkap Ustadz Bachiar Nasir dalam tausyiah saat Aksi 112 di Masjid Istiqlal.
Ustadz Bachtiar mengajak umat Islam untuk merevolusi diri, bukan revolusi dalam artian bakar sana-bakar sini. “Yang harus kita lakukan adalah revolusi akhlakul karimah, dan senantiasa menegakkan kalimat tauhid Laa ilaaha illallah.”
Ustadz Bachtiar berpesan, jika umat Islam ingin bermartabat, menjadi bangsa yang kuat, setelah bersatu padu, maka yang perlu kita lakukan adalah membalas kejahatan yang menimpa umat Islam dengan kebaikan yang terbaik.
“Kalau ada kecaman, tekanan, dan ancaman, atau kejahatan yang menimpa dirimu, maka balaslah dengan kebaikan yang terbaik. Begitu Rasulullah Saw mengajarkan. Karena itu umat Islam siap damai dan berakakul karimah, siap membalas kejahatan dengan kebaikan yang terbaik,” seru UB, demikian beliau dikenal.
Dikatakan UBN, orang yang istiqmah dalam sikap dan perilakunya, serta meyakini hanya Allah tujuannya, tidak akan pernah merasa cemas dan takut. Ia senantiasa gembira, ketika Allah menjanjikan jannah (surga) kepada hambanya yang istiqamah. Dan Allah akan memberikan perlindungan, bukan hanya di dunia, tapi juga di akhiat.
UBN mengajak umat Islam untuk mengawal NKRI dan siap berjuang atas nama nama Allah. Bahkan, umat Islam akan menjadi garda terdepan untuk menjaga NKRI. “Ulama terdahulu lah yang menginginkan Indonesia menjadi NKRI,” seru UBN.
Diakhir tausyiahnya yang menyentuh, Ustadz Bachtiar Nasir menyerukan kepada Aksi 112 agar pulang dengan damai, jangan mau diprovokasi oleh pihak manapun. (desastian)