KARANGANYAR (Panjimas.com) – Aliansi Umat Islam Karanganyar menyambut seruan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI).
Aksi 112 yang sedianya long march dari Monas menuju Bundaran HI berubah menjadi Dzikir dan Taushiyah Nasional bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta, tidak menyurutkan antusias masyarakat Karanganyar.
Ustadz Fadlun Ali, Ketua Aliansi Umat Islam Karanganyar membeberkan persiapan pemberangkatan kaum Muslimin dari daerahnya. Ia menyampaikan peserta diminta infaq Rp 200 ribu rupiah guna menyewa organda Bus.
“Persiapan kita sudah 80 persen, yang rencana dua Bus, insya Allah akan tambah menjadi tiga Bus. Saat ini sudah masuk daftar peserta 130, dengan iuran masing-masing 200 ribu rupiah,” katanya, Kamis (9/2/2017).
Sebagaimana aksi-aksi sebelumnya, umat Islam Karanganyar membantah jika disebut sebagai aksi bayaran. Meski begitu, Ustadz Fadlun mengakui memperoleh donasi dari muhsinin yang ingin menginfaqkan amal shalihnya kali ini.
“Alhamdulillah antusias masyarakat luar biasa, terbukti donasi yang masuk hampir puluhan juta. Nantinya akan digunakan untuk biaya makan selama 5 kali, dan biaya akomodasi lainnya,” ujarnya.
Menanggapi adanya pelarangan dari pihak aparat, Ustadz Fadlun membenarkan bahwa dirinya dihimbau untuk tidak memberangkatkan umat Islam Karanganyar ke Jakarta. Dia tidak bisa mencegah keinginan umat Islam Karanganyar yang berniat ke Jakarta, karena dirinya hanya memfasilitasi keberangkatan.
“Di markas kami didatangi dari Kodam Diponegoro, Polres Karanganyar, Kodim dan Polsek Matesih. Intinya mereka menanyakan keikutsertaan aksi ini, ada himbauan untuk tidak berangkat ke Jakarta. Melaksanakan aksi di Karanganyar saja, katanya akan difasilitasi,” cetusnya. [SY]