JAKARTA, (Panjimas.com) – Tak ada hari yang paling indah bagi setiap insan kecuali hari di mana dua hati saling bertaut. Hari yang tak akan pernah terlupakan bagi segenap manusia, ketika ikrar suci itu terlantun.
Dan hari itu, adalah hari spesial bagi setiap pasangan, hari paling dinanti oleh sejoli, hari berbahagia bagi kita semua. Hari itu adalah hari pernikahan.
Lihat saja ketika sejoli itu datang dengan beririgan, dengan rona wajah sumringah dan senyum yang mereka walau gerimis tipis menyiram mereka berdua yang berbahagia: Asido dan Fellicia.
Namun, pernikahan hari ini menjadi hari yang sangat istimewa bagi mereka. Kenapa? Lihat saja riuh ramai di sekeliling mereka, yang nampak khusyuk berjalan kali disiram milyaran bulir bening yang jatuh serentak. ‘Mars’ aksi bela Islam menaungi perjalanan pasangan Katolik ini menuju Gereje Katedral tepat selemparan batu dari lokasi aksi 112 bertajuk ” Zikir dan Tausiah Nasional”, Sabtu (11/02).
“Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam,” teriakan suara terdengar dari mobil komando yang berada di depan gerbang Masjid Istiqlal.
Tiba-tiba sang orator dengan gagahnya berteriak melalui pengeras suara meminta kepada peserta aksi 112 untuk membuka jalan karena ada pasangan berbahagia, Fellicia dan Asido sedang menyurur lautan manusia menuju tempat janji mereka tertaut di Gereja Katedral.
“Tolong buka jalan dulu bagi pengantin, Islam cinta damai,” perintah sang orator ibarat seorang kapten sepakbola memerintahkan timnya. Massa yang mendengar perintah sang orator dari pengeras yang terbawa angin langsung membuka jalan sambil mencari dimana pasangan itu berada.
Dari kejauhan, muncul wajah sumringah calon pengantin berjalan kaki menuju Katedral di tengah guyuran hujan dan riuh tuntutan adili penista agama dan pengukuhan al Maidah ayat 51. Sontak, saat melihat keberadaan pengantin, peserta aksi 112 langsung sigap membuka jalan dan membentuk pagar untuk memudahkan pasangan pengantin beserta rombongan menuju Gereja Katedral.
Bertangkai-tangkai payung pun beringsut mendekat menaungi perjalanan mereka. Melihat sigapnya peserta 112 membukakan jalan, sepasang kekasih yang ingin melepas masa lajangnya itu melepas senyum terbaiknya sebagai bentuk terimakasih kepada umat Islam.
Asido dan Fellicia, mengaku awalnya merasa takut pernikahan yang telah direncanakan dari jauh-jauh hari batal karena aksi 112. Ternyata peserta aksi malah membantu mereka jalan menuju gereja dan memayungi mereka dari rintikan hujan.
“Ini pengalaman buat kami berdua. Seru. Mereka (umat Islam) sangat berjasa untuk membantu berlangsungnya pernikahan kami,” kata Asido, pengantin pria yang mengenakan jas bewarna abu-abu.
Fellicia, sang pengantin wanita yang terlihat anggun dengan gaun yang dikenakan dan dipadu dengan memegang bunga mendoakan semoga aksi 112 berjalan lancar dan mendukung aksi damai ini. [TM]