TRENTON (Panjimas.com) – Kanada mengalami lonjakan terkait laporan-laporan diskriminasi dan kejahatan kebencian dalam sepekan terakhir menyusul penembakan mematikan di sebuah Masjid Quebec dan ditengah kontroversi kebijakan larangan Muslim masuk ke AS, demikian seperti diwartakan media-media Kanada, hari Jumat (03/02).
Di Provinsi Alberta, jumlah panggilan darurat “hot line” mengenai laporan serangan Islamophobia bagi Muslim yang menghadapi diskriminasi, melonjak tajam secara dramatis selama tiga atau empat laporan per harinya, dilansir stasiun televisi ‘Global News”.
Sebelum penembakan mematikan di Masjid Islamic Center of Quebec yang membunuh enam muslim di Kota Quebec terjadi dan mencuatnya kebijakan larangan masuk ke AS bagi warga tujuh negara mayoritas Muslim, hanya ada 4-5 laporan diskriminasi dan kejahatan kebencian per minggunya.
Faisal Suri, Presiden Alberta Muslim Public Affairs Council yang mengelola “hotline” pelaporan itu, mengatakan kepada stasiun televisi “Global News” bahwa dirinya tidak bisa secara spesifik menyebutkan tentang apa-apa saja yang dikeluhkan para penelepon, namun itu berkisar tentang pelecehan-pelecehan verbal hingga catatan-catatan kebencian pada kendaraan-kendaraan Muslim Kanada.
Faisal Suri mengatakan tejadi “lompatan signifikan” dalam pelaporan serangan Islamophobia, dan ini membutuhkan kepedulian.
Di Quebec, upacara pemakaman jamaah Masjid yang gugur dalam penembakan mematikan, dihadiri oleh ribuan warga Kanada, pemakaman juga diadakan hari Kamis (02/02) di Montreal untuk tiga dari enam korban penembakan.
Sementara itu sebuah masjid di kota juga dirusak, dengan rincian laporan dimana sebuah jendela pecah dan telur-telur dilemparkan ke arah bangunan Masjid, seperti dilansir Broadcasting Corporation Kanada.
Polisi mengatakan insiden ini dikategorikan sebagai kejahatan rasial.
Kota Montreal juga telah mengalami lonjakan dalam pelaporan kejahatan kebencian dalam dua hari setelah insiden penembakan jamaah Masjid Islamic Center of Quebec.
“Kami memiliki 14 panggilan terkait serangan kejahatan kebencian atau insiden kebencian,” kata Kepala Polisi Montreal, Philippe Pichet saat diwawancarai oleh stasiun televisi “CTV”.
“Laporan itu banyak. Saya sangat prihatin.”, pungkas Philippe Pichet.
Ustadz Foudil Selmoune, Imam di Islamic Community Centre Montreal, menggemakan kata-kata Kepala Polisi.
“Ini menjadi perhatian yang sangat besar untuk komunitas Muslim, karena kami tahu bahwa di seluruh dunia terdapat orang-orang dengan niat baik dan niat buruk,” kata Ustadz Selmounde.
Ustadz Foudil Selmoune menambahkan bahwa beberapa pihak telah menggambarkan citra yang salah tentang semua umat Muslim. Itu termasuk beberapa politisi dan beberapa media [Kanada].
“Mereka (Politisi dan Media) mencoba untuk menyamakan citra Muslim dengan terorisme, dan ini bukan fakta – karena kami sebagai orang Kanada, seperti Quebecers (rakyat Quebec), kami hidup di sini dan kami hidup dalam damai,” kata Ustadz Selmounde.
Berbicara di Kota Quebec, Martin Coiteux, Menteri Keamanan Publik Provinsi, mengatakan polisi di semua komunitas Quebec telah diminta untuk meningkatkan keamanan di Masjid-Masjid, demikian menurut laporan CTV.[IZ]