JAKARTA (Panjimas.com) – Jelang Aksi 112, terhitung, sudah tiga kali tempat berkumpul laskar Front Pembela Islam (FPI) dibom molotov orang tak dikenal. Tadi pagi, Rabu (8/2) sekitar pukul 02.30 dikabarkan kediaman sekretaris DPW FPI Jakarta Barat Ustadz Wawan diteror dengan bom molotov, tepatnya di kawasan, Meruya.
Hal tersebut dibenarkan oleh petugas dari Polsek Metro Kembangan. Sebelumnya, kamis (2/2) juga pagi dini hari, Posko DPC FPI Pasar Rebo, Jakarta Timur juga mengalami hal yang sama. Dan kemarin, bom Molotov juga menimpa DPC FPI Cimanggis, Kompleks Timah Kelapa Dua Rt 01/12 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok. Dari rangkaian teror tersebut, tak satupun pelaku yang ditangkap.
Aparat Polres Metro Jakarta Timur kepada wartawan mengaku sedang menyelidiki pelemparan bom Molotov. Tapi belum ditemui hasilnya siapa pelaku dan dalang dari ini semua. Pihak kepolisian berdalih, masih kesulitan karena tidak ada saksi yang melihat peristiwa tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Muhammad Agung mengatakan, lokasi yang dilempari bom molotov itu bukanlah kantor DPC FPI, melainkan hanya titik kumpul anggota FPI. Akibat pelemparan bom molotov itu, meja dan kursi terbakar.
Saat ini, penyidik dari Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur sudah memeriksa beberapa saksi. Ketika ditanya soal kamera pemantau atau Closed Circuit Television (CCTV), Agung akan mendalaminya.
Mirip Cara-cara PKI
Juru bicara FPI, Ustaz Slamet Maarif membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, bom molotov tersebut meledakkan Posko DPC FPI Simanggis pada Senin (7/2) sekitar pukul 03.00. Ia mengatakan, dua bom molotov tersebut dilemparkan ke dinding posko DPC FPI Cimanggis, sehingga terjadi ledakan. Berdasarkan keterangan saksi, kata dia, pelaku memakai dua sepeda motor yang dikendarai tiga orang dan memakai helm.
Sementara itu, Ketua FPI Cimanggis Habib Ahmad Syahab mengimbau agar masyarakat waspada dengan kejadian ini. “Saya ingatkan umat Islam agar tetap siaga dan waspada. Jangan mudah terprovokasi. Hati-hati PKI mengadudomba umat,” tandasnya.
Pengamat Intelijen Independen, Jaka Setiawan menduga kuat pelemparan bom molotov di Posko DPC Front Pembela Islam (FPI) Cimanggis Depok merupakan provokasi dari kelompok komunis gaya baru (KGB).
“Kejadian provokasi ini rangkaian dari isu pembubaran ormas Islam, pelecehan dan kriminalisasi ulama. Dugaan kuat saya ini dilakukan oleh kelompok komunis gaya baru,” kata Jaka kepada Panjimas.com, Selasa (7/2).
rovokasi ini, kata Jaka, mirip dengan situasi jelang pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan membunuh para jenderal tahun 1965. “Saat itu para ulama dan pondok pesantren diserbu PKI dan underbownya. Dimana-mana ulama dilecehkan, Islam dinistakan,” ungkapnya.
“Saat itu di samping masjid-masjid sering diadakan acara hiburan, pemuda dan aktivis Islam banyak yang diculik PKI dan underbownya. Demo-demo di seluruh Indonesia menuntut pembubaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan ormas Islam. Jadi sama persis dengan situasi 65,” tambah Jaka. (desastian)