KARANGANYAR (Panjimas.com) – Sugiyanto (37), warga Perumahan Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar, yang ditangkap Densus 88, adalah pribadi yang taat beribadah. Sholat lima waktu berjamaah ke Masjid tidak pernah ditinggalkannya.
Penuturan ini dikatakan Yanti (28), tetangga Sugiyanto yang rumahnya berjarak 4 meter. Yanti mengatakan kondisi di kampungnya, warga yang beragama Islam jumlah hampir sama dengan yang beragama Kristen.
“Pak Sugiyanto itu lima waktu lho ke Masjid mas. Shalat Shubuh itu nggak pernah telat kok, masjidnya kan disitu belakang kampung ini. Di sini non Islam itu 50 persen lho mas,” katanya pada Panjimas.com, rabu (1/2/2017).
Yanti menilai barang bukti berupa buku yang diambil polisi sangat tidak wajar. Menurutnya sebagai muslim, jika ingin mendalami agama lewat membaca buku adalah hal lazim.
“Suami saya kalau lagi rajin ke masjid itu yo jadi sorotan, jadi di sini itu kalau aktif malah diperbincangkan soalnya lagi masa-masa berkembang. Kemarin itu kalau yang diambil buku-buku itu kan namanya orang Islam mau mendalami agama baca-baca buku kan yo nggak ada salahnya to,” cetusnya.
“Kalau seandainya itu terbukti, bagi saya juga tidak masalah, wong ya pak Sugiyanto tidak pernah merugikan saya,” imbuhnya.
Sementara itu, rumah Sugiyanto terlihat sepi, pintu pagar rumah digembok. Kata Yanti sehari-hari memang demikian. Sugiyanto dan istrinya pergi bekerja di salah satu dialer motor di kota Solo. Sambung Yanti, Sugiyanto tiap siang hari pulang dan pergi ke Masjid guna Shalat Zhuhur berjamaah. [SY]