TRENTON (Panjimas.com) – Enam Muslim dilaporkan meninggal dunia sementara 19 lainnya mengalami luka-luka dalam insiden penembakan di sebuah Masjid di Kota Quebec, Ahad lalu (29/01), demikian menurut pernyataan Kepolisian Quebec, Kanada.
Serangan keji terhadap Muslim Quebec ini terjadi di Quebec Islamic Cultural Center, saat para jamaah Muslim akan menunaikan ibadah Shalat Isya.
Sersan Polisi Christine Coulombe mengatakan 39 Muslim berhasil lolos dari penembakan di Masjid Quebec itu, yang terletak di lingkungan Sainte-Foy, wilayah ibukota Provinsi Timur Kanada yang mayoritas berbahasa Perancis.
Para korban berusia sekitar 35 sampai 70 tahun, imbuh Coulombe. Beberapa korban yang menderita luka-luka berada dalam kondisi kritis.
Polisi mengatakan 2 tersangka telah ditangkap, seperti dikutip dari laporan penyiar CBC News.
Penembakan di Masjid dimulai sekitar pukul 8 malam waktu setempat, (01.00 GMT) ketika dua tersangka bertopeng memasuki Masjid dan mulai menembaki para jamaah Muslim, demikian menurut para saksi yang berbicara kepada stasiuan radio layanan berbahasa Perancis, CBC.
“Peluru menghujam para jamaah yang sedang Shalat di Masjid. Jamaah yang sedang Shalat kehilangan nyawa mereka. Sebuah peluru bahkan melewati tepat di atas kepala saya,” ujar seorang saksi
“Mereka bahkan menembaki anak-anak. Bahkan ada anak berumur tiga tahun yang bersama ayahnya.”
Perdana Menteri Justin Trudeau dan Gubernur Provinsi Philippe Couillard menyebut insiden yang terjadi di lingkungan Sainte-Foy itu, sebagai aksi terorisme.
“Kami mengutuk serangan teroris atas umat Islam ini di pusat ibadah dan perlindungan mereka,” kata PM Trudeau dalam sebuah pernyataan.
PM Trudeau menegaskan bahwa Muslim Kanada merupakan bagian penting dari kesatuan nasional kami dan tindakan-tindakan yang tidak masuk akal ini tidak memiliki tempat dalam masyarakat, kota-kota dan negara kami.”
Dalam cuitannya, Quebec Premier, Couillard menegaskan bahwa “Quebec secara tegas menolak kekerasan biadab ini. Semua solidaritas kami haturkan kepada korban yang terluka dan keluarga-keluarga mereka.”
Couillard menyatakan bahwa bendera-bendera provinsi akan dikibarkan setengah tiang setelah serangan itu.
Saat berbicara pada sebuah konferensi pers, Couillard juga mengutuk keras tindakan pembunuhan yang diarahkan pada komunitas tertentu (Muslim)”.
Dalam pesan di akun resmi Facebook Quebec Islamic Center, Takmir Masjid menyerukan masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan awal sebelum menyebar rumor.
“Situasinya sangat kritis tetapi Insya Allah kami siap menanggungnya.”, demikian pernyataan pengurus Masjid.
Presiden Masjid, Mohamed Yangui, tidak berada di dalam Masjid, ketika penembakan terjadi tetapi Ia mengatakan bahwa dirinya menerima panggilan telepon panik selama dan setelah serangan.”
Mengapa ini terjadi di sini? Ini adalah barbar,” kata Yangui kepada wartawan.
Menteri Keamanan Publik, Ralph Goodale dalam cuitannya menyatakan bahwa Ia sangat sedih dengan kematian para Muslim Quebec itu dan Kementeriannya mengatakan motif pelaku belum dikonfirmasi.
Insiden Anti-Muslim di Quebec
Serangan terhadap Muslim Quebec itu terjadi di tengah aksi protes luas di seluruh kawasan AS dan di tempat-tempat lainnya terhadap kebijakan Presiden Donald Trump yang melarang imigran dan pengungsi Muslim dari 7 negara mayoritas Muslim.
Quebec telah menyaksikan sejumlah insiden Islamophobia dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan Juni lalu, potongan kepala babi dilemparkan ke pintu Masjid dengan ujaran tercatat “Bon appetit”, selama bulan suci Ramadan, dikutip dari Anadolu Agency.
Serangan ini merupakan penghinaan terhadap Syariat Islam yang melarang konsumsi daging babi bagi Umat Islam.
Pada tahun 2015 lalu, seorang pria dengan penutup masker mengancam komunitas Muslim Quebec dalam sebuah rekaman video YouTube.[IZ]