MAKASSAR (Panjimas.com) – Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah mendesak Penuntut Umum kasus penistaan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok untuk mengusut info penyadapan telepon oleh pihak Ahok, sesuai perundang-undangan yang berlaku, dimana penyadapan itu hanya dibolehkan kepada yang berwenang.
Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Dr.(H.C.) H. Muh. Zaitun Rasmin, Lc., M.A.Dalam pernyataan sikapnya, menilai ucapan Ahok dan kuasa hukumnya bersikap arogan, kasar dan sarkastik. Ini menunjukkan karakter asli dari Ahok yang sama sekali tidak menyesali perbuatannya yang telah menista Alquran dan atau para ulama.
“Ulama adalah pewaris para Nabi. Menghormati ulama adalah kewajiban, dan membela mereka adalah keharusan. Apa yang terjadi dalam persidangan kasus penistaan Al Qur’an oleh Ahok pada Selasa (31/1) lalu, dimana seorang tokoh yang dihormati oleh seluruh umat Islam Indonesia malah dilecehkan.”
KH Ma’ruf Amin yang hadir sebagai saksi di persidangan dalam kapasitasnyasebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, telah mendapat perlakuan yang sangat tidak pantas, kasar dan sarkastik oleh Ahok dan penasihat hukumnya yang menuduh beliau telah berbohong dan dikendalikan oleh pihak tertentu. Atas pelecehan itu, umat Islam Indonesia merasa berkewajiban untuk membela KH. Ma’ruf Amin.
Sikap dan pernyataan Ahok dan penasihat hukumnya adalah penghinaan kepada seluruh umat Islam Indonesia dan ulama yang sedang berjuang menegakkan kebenaran. Ahok dan kuasa hukumnya harus berhadapan dengan seluruh umat Islam.
“Menghimbau kepada seluruh komponen kaum muslimin Indonesia untuk semakin jeli menempatkan loyalitasnya. Khusus kepada pihak-pihak yang selama ini memberikan pembelaan kepada terdakwa penista Al Qur’an Ahok, hendaknya sadar dan membuka mata hatinya dengan peristiwa ini.
Mengutip ayat Al Qur’an, Allah Swt berfirman: “Telah nyata kebencian dari mulut-mulut mereka, dan kebencian yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi.” (QS: Ali Imran: 118).
“Kami sampaikan demi menjaga marwah umat Islam dan para ulamanya. Semoga Allah senantiasa memberikan pertolongan-Nya, Nashrun Minallah wa Fathun Qariib, Amin. (desastian)