JAKARTA (Panjimas.com) – Gelombang protes warga Nahdlatul Ulama atas ucapan Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di persidangan, Selasa (31/1) lalu, membuatnya ketar-ketir hingga harus membuat klarifikasi dan permohonan maaf.
Ahok ingin menegaskan bahwa apa yang terjadi kemarin merupakan proses yang ada dalam persidangan. “Saya sebagai terdakwa sedang mencari kebenaran untuk kasus saya. Untuk itu saya ingin menyampaikan klarifikasi beberapa hal.”
Lebih lanjut, Ahok memastikan bahwa dirinya tidak akan melaporkan KH. Ma’ruf Amin ke polisi. Kalaupun ada saksi yang dilaporkan, adalah saksi pelapor. Sedangkan, Kiai Ma’ruf Amin bukan saksi pelapor. Beliau seperti saksi dari KPUD yang tidak mungkin dilaporkan.
Setelah terdesak dan tersudut oleh kemarahan warga NU, akhirnya Ahok meminta maaf kepada KH. Ma’ruf Amin. “Saya meminta maaf kepada KH. Ma’ruf Amin apabila terkesan memojokkan beliau, meskipun beliau dihadirkan kemaren oleh Jaksa sebagai Ketua Umum MUI. Saya mengakui beliau juga sesepuh NU.
Kata Ahok, dirinya menghormati beliau sebagai sesepuh NU, seperti halnya tokoh-tokoh lain di NU, Gus Dur , Gus Mus, tokoh-tokoh yang ia hormati dan panuti.
Terkait informasi telepon SBY ke Kiai Ma’ruf Amin tanggal 7 Oktober 2016, kata Ahok, menjadi urusan Penasehat Hukumnya. Ia mengakui hanya disodorkan berita liputan6.com tanggal 7 Oktober, bahwa ada informasi telepon SBY ke Kiai Ma’ruf. Selanjutnya terkait ini, ia serahkan kepada penasihat hukumnya.
“Demikian klarifikasi saya sampaikan . Saya berharap klarifikasi ini dapat menjernihkan persoalan dan saya juga berharap agar pihak-pihak lainnya tidak memperkeruh suasana.
PKB Protes
Dalam kesempatan itu, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan melalui pesan singkat, Rabu (1/2) menilai ucapan Ahok teramat kasar, arogan, bahkan mengancam KH. Ma’ruf Amin saat persidangan. Ahok membuat warga NU menjadi sangat marah.
KH Ma’ruf merupakan sosok yang paling dihormati warga NU sebagai pimpinan tertinggi di PBNU saat ini. “Ini menjadi hadiah yang sangat menyedihkan dari seorang Ahok kepada NU di hari ulang tahunnya yang ke-91,” kesal Daniel.
Daniel lantas mengatakan, Ahok menjadi bupati sampai gubernur saat ini karena perjuangan tokoh NU sekaligus Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan warga nahdliyin. “Bahkan PKB bersama Banser dulu pasang badan buat Ahok,” ulas pria keturunan etnis Tionghoa itu.
Karena itu, PKB secara tegas meminta Ahok segera menghadap KH Ma’ruf Amin dan meminta maaf untuk menenangkan amarah warga NU sekaligus meneduhkan suasana kebatinan bangsa. Jangan malah mempolitisir urusan hukum. (desastian)