SUKOHARJO (Panjimas.com) – Perkembangan teknologi dan informasi saat ini menjadi pengaruh bagi anak didik pada Zaman sekarang ini. Untuk membentengi adanya pengaruh buruk yang mengancam generasi umat Islam mendekati akhir zaman, perlu adanya didikan yang kuat dalam aqidah Islam.
Ustadz Abu Fatiah Al Adnani, dalam kajian di Masjid An Nur Madegondo, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah memberikan empat poin untuk mendidik generasi akhir zaman. Hal ini tidak lepas dari perubahan fase perilaku anak yang harus diperhatikan setiap orang tua.
“Tugas yang sangat berat orang tua hari ini adalah mewariskan nilai-nilai keislaman kepada anak keturunannya. Karena saat ini anak-anak tidak hanya dimiliki bapak-ibunya, banyak pihak-pihak yang sangat berkepentingan mempengaruhi anak-anak kita sehingga jauh dari pengaruh bapak dan ibunya,” kata Pimpinan Ponpes Darusy Syahadah, Boyolali itu, Sabtu (28/1/2017) malam.
Generasi akhir zaman menurut Ustadz Abu Fatiah terletak pada perhatian orang tua terhadap perubahan fase usia tujuh tahun ketiga.
“Berbicara generasi akhir zaman tidak lepas dari perhatian orang tua pada anaknya terutama fase usia 12 sampai 18 tahun. Perlakuan mereka mengalami perubahan dari seorang tawanan menuju sahabat atau menteri. Fase ini ibarat kita bawa motor di jalan turunan, berbelok, banyak lubang dan licin. Kalau tidak kuat memegang stir, kalau remnya tidak pakem dan kalau tidak hati-hati maka resiko tergelincir akan sangat fatal terjadi,” ucapnya.
Fitnah Budaya Tasyabuh, Meniru Gaya Orang Kafir
Kalian nanti benar-benar akan mengikuti tradisi, budaya, kebiasan orang-orang sebelum kalian. Rasulullah menggambarkan, bahkan seperti seekor biawak masuk ke lubang sarangnya kalian akan ikuti. Para sahabat bertanya apakah mereka Yahudi dan Nasrani? Maka Rasul menjawab siapa lagi kalau bukan mereka.
Ustadz Abu Fatiah menjelaskan hadits Rasulullah tersebut sebagai tantangan berat pada saat ini yang mendekati akhir zaman. Gempuran gaya hidup, budaya, tradisi Yahudi, Nasrani dan orang musyrik, ditampilkan diberbagai media, supaya diikuti anak-anak muda.
“Bapak ibu sekalian yang belum punya anak umur 12 tahun ke atas bukan berarti santai saja. Fenomena ikut-ikutan, tasyabuh, gaya hidup orang kafir, dipaksakan dari berbagai media dengan kekuatan yang ada, dengan biaya yang tidak ada batasnya. Dan saya yakin hari ini akan terasa mudah untuk dipasarkan pada kaum muslimin,” tuturnya.
“Setiap akhir tahun, tradisi Yahudi, Nasrani dan Majusi selalu dipraktekkan setiap malamnya. terompet itu tadisinya Yahudi, lonceng itu tradisinya Nasrani, api itu tradisinya Majusi dan ketiga-tiganya dilakukan kaum muslimin saat malam tahun baru,” imbuhnya.
Umat Islam Akan Menjadi Rebutan
Ustadz Abu Fatiah mengatakan umat Islam akan diperebutkan di atas meja hidangan. Ibarat 20 orang yang lapar, yang memakan hidangan bersama dalam satu mangkok, kata dia sangat brutal mereka dalam memperubutkan hidangan tersebut. Dan resiko mangkoknya pecah sangat mungkin terjadi.
“Anak-anak muda ini, anda kalau tidak melakukan perbaikan pasti akan diseret keburukan. Makanya umat Islam akan diperebutkan dari segala penjuru. Rasul mengatakan umat Islam diperebutkan seperti makanan diatas hidangan,” tandasnya. [AW/SY]