SOLO (Panjimas.com) – Ketua Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Pusat, KH Athian Ali, Lc, MA, menceritakan pengalamannya ke Iran atas undangan Kedubes Indonesia untuk Iran sebagai Khatib Shalat Idul Fitri.
Hal ini dia ceritakan saat kajian Akbar di Masjid At Taqwa, komplek Sekolah Menengah Atas (SMA) Al Islam, Jalan Honggowongso, Serengan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/1/2017).
“Tidak ada satu pun masjid umat Islam yang tersisa di Teheran, sudah dihancurkan, pernah dijanjikan satu masjid di Teheran tapi sampai saat ini belum bisa mereka dirikan, yang ada masjid-masjid Syiah,” ujarnya.
“Bahkan di kedutaan kaum prianya nggak mencapai menurut hadist yang diriwayatkan Imam Syafi’i angka 40, maka Kedubes mengundang Kedutaan Malaysia, Brunai dan lainnya,” imbuhnya.
Menurut Ustadz Athian, hampir setiap Jum’at, tentara Iran mendatangi Kedubes Indonesia untuk mendata dan memantau kegiatan shalat jumat. Kata dia, Kepala Kedubes merasa tidak nyaman dengan perlakuan tentara Syiah Iran.
“Setiap hari Jum’at tentara Iran datang ke kedutaan, menanyakan siapa yang mengisi kuthbahnya, apa isiannya. Lalu selama khutbah berlangsung petasan atau apalah dilempar agar tidak merasa nyaman sama sekali, ini Kedutaan pak, Kedutaan Besar,” tandasnya.
Kepala Kedubes mewanti-wanti pada Ustadz Athian jika saat khutbah shslat Idul Fitri yang akan dipimpinnya ada gangguan yang tidak nyaman, dia diminta tidak menghiraukan. Hal ini masih terjadi sampai sekarang. Kata dia, Umat Islam di Iran sudah tidak bisa berbuat apa-apa.
“Kedubes mengatakan pada saya, nanti kalau ada datang petasan dilempar-lempar jangan kaget, umat Islam sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi disana,” katanya. [SY]