STRASBOURG (Panjimas.com) – Dewan Uni Eropa mengutuk keras tindakan “pembunuhan sistematis” rezim zionis Israel terhadap rakyat Palestina dalam sebuah resolusi yang disahkan pada hari Selasa (24/01), seperti dilansir Al Waght.
Berdasarkan resolusi yang disahkan dalam Majelis Parlemen Dewan Uni Eropa, pembunuhan sistematis rakyat Palestina sebagian besar terjadi di zona penyangga antara Jalur Gaza dan wilayah Palestina yang kini diduduki Israel.
Resolusi Dewan Uni Eropa secara eksplisit mengutuk keras rezim zionis Israel, karena menggunakan kekuatan yang berlebihan dan degan sengaja tanpa pembenaran melakukan pembunuhan sistematis terhadap warga sipil Palestina”.
Resolusi ini disahkan dengan 46 suara yang mendukung, sementara 12 menentang dan terdapat 2 suara abstain selama sesi di kantor pusatnya di Strasbourg, Prancis.
Resolusi itu disusun berdasarkan laporan yang disusun oleh politisi Swedia dan anggota Majelis Parlemen Eropa, Eva-Lena Jansson.
Laporan itu menyebutkan bahwa pemerintah Israel dengan sengaja menargetkan warga sipil di zona penyangga, termasuk para petani, wartawan, kru medis, dan para pengunjuk rasa damai.
Aksi pembunuhan sistematis ini secara terang-terangan, bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan standar penegakan hukum internasional.
“Kasus penembakan fatal yang disengaja terhadap banyak warga sipil Palestina yang tidak menimbulkan bahaya berada di jumlah kehidupan dengan pola yang sangat mengerikan dari pembunuhan di luar hukum, dan ini dilakukan secara sistematis,” imbuhnya.
Mengutip data yang dikumpulkan oleh LSM Palestina, laporan itu mengatakan, pasukan Israel telah membunuh 136 warga Palestina di wilayah itu, termasuk 20 anak-anak, sejak tahun 2010.
Laporan ini juga menuding peristiwa perang 50 hari Israel melawan penduduk Gaza yang terkepung pada tahun 2014, dan mengatakan serangan militer Israel telah membunuh sejumlah besar warga Gaza dan mengakibatkan kerusakan berat bagi infrastruktur publik di Gaza.
“Diperkirakan lebih dari 12.620 rumah hancur total di Gaza dan 6.455 lainnya rusak parah. Selain itu, 17.650 keluarga atau sekitar 100.000 orang terpaksa mengungsi,” jelas resolusi Dewan Eropa itu.[IZ]