SUKOHARJO (Panjimas.com) – Direktur Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Ustadz Ibnu Chanifah, M.Ag, memberikan apresiasi positif terhadap Gerakan Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS).
Tokoh LUIS ditangkap Polda Jawa Tengah (Jateng) karena terseret kasus Social Kitchen, Solo, mengejutkan banyak pihak termasuk pengelola Ponpes Al Mukmin Ngruki. Menurut Ustadz Ibnu, LUIS sejalan dengan visi dan misi Ponpes Al Mukmin Ngruki. Gerakan LUIS yang selalu prosedural menjadi sinkron dengan dunia pendidikan.
“Saya kira LUIS ini gerakan positif, karena kita itu di dunia pendidikan dan kemudian LUIS itu bergerak berdasar SOP yang jelas, sehingga itu sangat sinkron dengan dunia pendidikan,” ujarnya pada Panjimas, kamis (26/1/2017)
Ustadz Ibnu menilai LUIS menjadi pelopor gerakan amar ma’ruf nahi munkar bagi umat Islam di Solo Raya. Dia berpesan umat Islam harus terus beramal dengan gerakan amar ma’ruf nahi munkar semampunya. Karena hal itu menjadi kewajiban setiap muslim dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“LUIS cukup merepresentasikan umat Islam, ketika tidak ada yang berani melakukan amar ma’ruf nahi munkar, mereka (tokoh LUIS) menyelamatkan umat Islam yang lain untuk tampil di hadapan Allah bahwa ada sekelompok orang yang bisa nahi munkar,” tandasnya.
Ponpes Al Mukmin Ngruki sering ikut serta dalam aksi-aksi yang digagas LUIS. Meski saat ini tokoh LUIS ditangkap, para santri Ponpes Al Mukmin akan terus beramar ma’ruf nahi munkar bersama para tokoh dan ulama.
“Kita ke depan bergerak lewat Majelis Ulama Indonesia (MUI), secara formal lewat majelis Ulama. Kalau Majelis Ulama meminta kita keluar ya kita tanggapi, karena Majelis Ulama diterima semua umat,” imbuhnya. [SY]