MANAMA (Panjimas.com) – Ancaman kelompok Syiah di Bahrain semakin terang-terangan, berani, dan merusak kestabilan negara teluk ini, kini dimulai lagi perjuangan bersenjata melawan pemerintah.
Situasi ini telah menyebabkan pemerintah Bahrain untuk menangguhkan situs berita online milik faksi Syiah terbesar, mengutip laporan MEMO.
Negara teluk dengan sistem monarki yang kaya akan minyak itu dilaporkan memblokir akses situs berita online “Al-Wasat”. sampai pemberitahuan lebih lanjut, menyusul publikasi video provokatif pemimpin Syiah, Murtaza Sindi, yang mengatakan bahwa ini adalah saatnya memasuki fase baru perlawanan bersenjata melawan “suku Al Khalifa” (Keluarga Kerajaan Bahrain).
Menurut laporan media pemerintah, Bahrain News Agency (BNA), pihak berwenang Bahrain menuding isi unggahan video situs online milik faksi Syiah, “Al-Wasat” pada Senin (16/01) dapat mengancam “persatuan nasional”.
Al-Wasat telah memproklamirkan medianya sebagai media independen Bahrain, Namun keterkaitan Al-Wasat dengan kelompok-kelompok Syiah sangat kentara.
Syiah di Bahrain telah ditindak keras pemerintah sejak revolusi kekerasan massa Syiah yang dihadang dengan intrevensi Saudi, selain itu beberapa antek pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) juga terus bergeral memicu kekerasan dan pergolakan di Bahrain.
Ini adalah kedua kalinya koran itu (Al-Wasat) telah diblokir sejak Agustus lalu.
“Surat kabar itu telah berulang kali menerbitka materi-materi yang memicu keretakan dalam masyarakat dan (mempromosikan) semangat ‘pemecah belah’ yang merugikan persatuan nasional dan ketertiban umum,” jelas Kementerian Informasi Bahrain dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh BNA.
Seorang pegawai Al-Wasat menegaskan bahwa edisi onlinenya, termasuk layanan online, telah ditangguhkan tetapi Ia mengatakan edisi cetak telah diizinkan untuk tetap dilanjutkan. Akses ke website tetap dapat dilakukan dari luar wilayah Bahrain.
Hal ini muncul setelah pemimpin Syiah terkemuka Bahrain Murtaza Sindi, menghasut perlawanan terhadap pemerintah Bahrain, Sindi mengumumkan deklarasi perlawanan bersenjata untuk menggulingkan pemerintahan Bahrain.
Sindi mengatakan bahwa organisasinya, Partai Syiah Al-Wafa, akan berupaya menuntut “keadilan” di Bahrain, atau “menjadi martir” dalam pertempuran mewujudkan cita-cita perjuangan mereka, Syiahisasi Bahrain dan merebut kekuasaan.
Awal pekan ini, Bahrain mengeksekusi mati tiga anggota Syiah yang dihukum karena membunuh 3 polisi dalam serangan bom 2014, serta memimpin aksi protes.
Pasca eksekusi mati 3 ektrimis Syiah Bahrain, ketegangan meningkat di ibukota Manama. Massa fanatik Syiah Bahrain segera melakukan demonstrasi memprotes putusan hukuman mati pihak berwenang Bahrain, seperti dilansir Middle East Monitor.
Sebagaimana diketahui, tiga ektrimis Syiah itu diseksekusi mati lantaran terlibat dalam serangan bom 2014 serta pembunuhan seorang perwira polisi Emirati dan 2 polisi Bahrain.
Insiden pembakaran bangunan terjadi di wilayah selatan ibukota Manama, tepatnya di Aali, pasca eksekusi mati tersebut,
Eksekusi mati para pelaku terjadi kurang dari seminggu setelah pengadilan tertinggi Bahrain menegaskan hukuman terhadap Abbas al-Samea, Sami Mushaima dan Ali al-Singace, dan putusan eksekusi ini merupakan hukuman mati pertama yang dilakukan otoritas Bahrain sejak tahun 2010.
Gejolak demonstrasi “Arab Spring” di Bahrain, dipimpin oleh mayoritas penganut Syiah Bahrain telah digagalkan oleh pemerintahan Sunni dengan bantuan dari negara tetangga sesama Teluk Arab, konflik ini memperdalam persaingan sektarian (Sunni-Syiah) di wilayah itu.
Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya pada hari Selasa tentang eksekusi mati ini, sementara secara bersamaan menggambarkan pembunuhan polisi sebagai tindakan “tercela” … dan [layak] mendapat kecaman.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby mengatakan, “Kami khawatir bahwa eksekusi ini terjadi pada saat ketegangan meningkat di Bahrain … Kami terus menyerukan … Bahrain untuk kembali segera ke jalan rekonsiliasi.”
“Jalan Ini, kami percaya, adalah cara terbaik untuk meminggirkan mereka yang mendukung kekerasan dan mewujudkan keamanan yang lebih besar dan stabilitas di kawasan tersebut.” [IZ]
https://youtu.be/9yyRV87M8RQ